Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pro Kontra Pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis

19 Februari 2025   04:20 Diperbarui: 19 Februari 2025   04:20 11917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: jatim.tribunnews,com

PRO KONTRA PELAKSANAAN PROGRAM MAKANAN BERGIZI GRATIS (MBG)

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Input gambar: antaranews
Input gambar: antaranews
Media Republika telah merilis berita terjadinya penolakan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah wilayah di Papua yang viral di media sosial belakangan. Dalam video yang diterima media Republika, tampak ratusan pelajar melakukan aksi unjuk rasa di Yahukimo, Papua Pegunungan. Unjuk rasa itu dihadapi oleh pejabat pemda setempat dan aparat kepolisian.

Dalam seruannya, orator pada unjuk rasa tersebut memprotes bahwa sekolah seharusnya mengutamakan pendidikan. "Sekolah bukan warung makan." ujar salah satu pengunjuk rasa. Dalam spanduk yang dibentangkan, tertulis bahwa aksi unjuk rasa dilakukan "Aliansi Pelajar Yahukimo". Ada juga bentangan spanduk dengan tulisan "Makan Gratis, mati Gratis". Mereka menuntut perbaikan pendidikan di pegunungan Papua terlebih dulu sebelum program MBG dijalankan. Bukan rahasia, kualitas sekolah-sekolah di kebanyakan wilayah di Papua pedalaman jauh tertinggal dengan sekolah-sekolah di wilayah lain di Indonesia.

Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, terutama di lingkungan sekolah. Program ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar siswa, serta meringankan beban ekonomi keluarga kurang mampu. Namun, pelaksanaannya tidak lepas dari perdebatan.

Di satu sisi, banyak yang mendukung karena manfaatnya bagi gizi dan pendidikan anak-anak. Di sisi lain, ada kekhawatiran terkait efektivitas, pengelolaan anggaran, serta potensi ketimpangan dalam distribusinya. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji lebih dalam pro dan kontra pelaksanaan MBG guna memastikan program ini berjalan optimal dan tepat sasaran.

Input gambar: antaranews.com
Input gambar: antaranews.com
Argumentasi Pro (Dukungan terhadap MBG)

Program MBG memiliki banyak manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu kebijakan yang patut didukung dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi anak-anak usia sekolah.

Pertama, program MBG berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak. Dengan adanya MBG, anak-anak, khususnya dari keluarga kurang mampu, dapat memperoleh asupan nutrisi yang cukup sehingga risiko stunting dan gizi buruk dapat diminimalisir. Asupan makanan yang bergizi sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak, sehingga mereka dapat tumbuh dengan optimal dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik terhadap penyakit.

Kedua, program MBG berdampak positif terhadap prestasi akademik dan kesejahteraan siswa. Anak-anak yang mengonsumsi makanan bergizi cenderung lebih fokus dalam belajar, memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas di sekolah, dan lebih mudah menyerap pelajaran dibandingkan dengan mereka yang datang ke sekolah dalam keadaan lapar.

Pnput gambar: medcom.id
Pnput gambar: medcom.id
Ketiga, program MBG juga membantu meringankan beban ekonomi keluarga, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah yang sering kesulitan memenuhi kebutuhan pangan bergizi untuk anak-anak mereka. Dengan adanya makanan bergizi yang disediakan secara gratis di sekolah, orang tua dapat mengalokasikan pengeluaran mereka untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, atau biaya hidup lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun