Semak tegak yang dikenal sebagai kumis kucing (Orthosiphon stamineus) sering mencapai ketinggian satu hingga dua meter. Batangnya yang bersisi empat memiliki permukaan yang bisa gundul atau ditutupi rambut-rambut kecil. Daunnya berwarna hijau, lonjong, berbentuk telur, atau memanjang, dengan pangkal dan ujung yang meruncing dan tepi bergerigi yang dilapisi rambut-rambut kecil. Daunnya memiliki lebar 1 hingga 5 cm dan panjang 2 hingga 10 cm. Tanaman ini memiliki ciri khas benang sari panjang yang menyerupai kumis kucing, yang merupakan asal mula namanya, dan mekar tipis berbentuk tabung dengan warna mulai dari putih hingga ungu muda. Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan daerah-daerah sekitarnya, kumis kucing sering terlihat tumbuh liar di semak-semak dan padang rumput. Tanaman ini telah digunakan secara luas sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, terutama yang mempengaruhi ginjal dan saluran kemih. Flavonoid, terpenoid, dan minyak atsiri merupakan beberapa zat aktif yang terdapat pada daun kumis kucing yang memiliki sifat antibakteri, diuretik, dan antiinflamasi.Â
Salah satu tanaman herbal yang paling menjanjikan untuk kesehatan adalah kumis kucing, yang ditanam secara ekstensif baik secara komersial maupun lokal di berbagai negara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI