Seringkali banyak yang menganggap kuliah sebagai jembatan menuju karir impian, tempat kita menimbun ilmu, atau bahkan ajang adu gengsi. Namun, di balik semua tuntutan akademik dan ekspektasi sosial, ada satu hal yang sering terabaikan:Â kuliah adalah waktu terbaik untuk benar-benar mengenal diri sendiri.
Saat SMA, kita cenderung hanya akan mengikuti arus. Kurikulum sudah tersusun, pertemanan sering kali dari lingkungan yang sama, dan pilihan hidup kita masih sangat terbatas. Namun, begitu memasuki gerbang pendidikan tinggi, segalanya terasa berubah. Ada saatnya, kita harus mengambil keputusan sendiri, mulai dari memilih mata kuliah, mengikuti organisasi, memilih UKM yang sesuai dengan minat kita hingga menentukan lingkaran pertemanan.
Inilah saatnya kita dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan besar yang tak bisa dihindari:
- Apa yang benar-benar aku nikmati? Mungkin kamu berpikir kamu suka debat, tapi ternyata passion-mu justru sibuk mengurus susunan acara. Atau mungkin saja kamu mengambil program studi yang notabene bagus, tapi hatimu lebih suka saat membaca buku-buku di luar bidang yang kamu pelajari itu.
- Bagaimana cara aku bertahan di bawah tekanan kuliah? Tugas menumpuk, presentasi, praktikum, event organisasi, kepanitiaan atau ujian yang datang bersamaan bisa menjadi momen untuk mengukur seberapa tangguh dirimu. Apakah kamu panik, atau justru kamu bisa menyusun strategi dengan tenang?
- Siapa aku tanpa label? Kehidupan kampus tidak akan ada lagi label 'murid terbaik di kelas' atau 'anaknya si A'. You are your own person dan ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya, bukan versi kamu yang diharapkan orang lain.
Eksplorasi Diri Melalui Pengalaman di Kampus
Kuliah menyediakan banyak wadah bagi mahasiswa untuk mengenal diri. Jangan sia-siakan kesempatan ini.
- Coba Hal Baru: Masuklah ke berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) atau organisasi yang tidak ada hubungannya dengan jurusanmu dan pastikan sesuai dengan minat bakatmu. Jangan coba-coba masuk ukm hanya karena teman kamu juga masuk ukm itu juga, alias kamu hanya mengikuti arus. Jika kamu suka menyanyi, cobalah bergabung dengan ukm paduan suara. Jika kamu suka mengeksplor alam, ikuti komunitas pecinta alam. Dari sini, kamu bisa menemukan bakat atau minat tersembunyi yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya atau bahkan mengembangkan bakat yang selama ini kamu miliki.
- Gagal Harus Bangkit Lagi: Gagal di satu mata kuliah, ditolak saat mendaftar organisasi, atau presentasi yang tidak berjalan mulus adalah hal yang wajar. Jangan langsung putus asa jika kamu mengalami hal tersebut. Tanamkan mindset jika kegagalan merupakan awal dari kemenanganmu. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak gagal. Billionaire pun pasti pernah mengalami kegagalan sebelum mereka berada di puncak kejayaannya saat ini. Momen-momen ini mengajarkan kita tentang resiliensi yaitu bagaimana kamu menghadapi kegagalan dan mencoba bangkit kembali akan membentuk karakter yang kuat di masa depan.
- Jalin Pertemanan yang Beragam: Kampus adalah miniatur dari masyarakat. Jalin pertemanan dengan orang dari berbagai latar belakang, suku, dan daerah. Berinteraksi dengan orang lain akan membuka wawasanmu, menantang asumsi yang kamu miliki, dan membantumu melihat dunia dari sisi yang berbeda. Kamu akan lebih memahami nilai-nilai yang kamu pegang teguh dan apa yang tidak bisa kamu toleransi.
- Mencoba Mengambil Tanggung Jawab: Menjadi ketua panitia, koordinator acara, atau bahkan sekadar menjadi bagian dari sebuah event akan memaksamu untuk mengambil tanggung jawab. Di sini, kamu bisa belajar mengelola waktu, belajar memimpin, berkomunikasi secara efektif, dan memecahkan masalah yang mungkin sangat kompleks. Semua ini adalah keterampilan yang esensial untuk mengenal kekuatan dan kelemahanmu.
Kesimpulan
Pada akhirnya, ijazah memang penting, tapi pengalaman yang membentuk dirimu di balik ijazah itu akan jauh lebih berharga. Kuliah adalah investasi terbaik untuk masa depanmu, bukan hanya dari segi akademis, tapi juga dari sisi personal.
Jadi, jangan hanya fokus mengejar nilai IPK setinggi-tingginya. Manfaatkan setiap perjuangan, pengalaman, kegagalan, dan pertemanan untuk bertanya pada diri sendiri: "Siapakah aku?" dan "Apa yang aku inginkan dalam hidupku?". Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan menjadi kompas sejatimu saat melangkah ke dunia nyata nanti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI