Mohon tunggu...
SALMA DARAPUSPITA
SALMA DARAPUSPITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Ekonomi Syariah IPB University

Saya suka menonton film dokumenter dan tertarik pada bidang ekonomi, sosial, dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Al-Quran dan Hadits sebagai Pedoman Pengentasan Kemiskinan

17 Maret 2023   20:14 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:20 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis oleh: Aida Fitria Muttaqin,  Fiona Adriyan Zahrani, Salma Darapuspita, Rafiadi Parwedi Putra (Mahasiswa Ilmu Ekonomi Syariah IPB University)

PENDAHULUAN

Kemiskinan adalah sebuah fenomena yang mudah ditemukan di berbagai negara di belahan dunia. Kemiskinan terjadi di negara berkembang maupun maju. Kemiskinan pula terjadi di negara muslim maupun negara non muslim. Dalam mendefinisikan kemiskinan terdapat banyak sekali pandangan yang berbeda. 

Konferensi Dunia untuk Pembangunan Sosial (World Summit for Social Development) pada bulan Maret tahun 1995 di Kopenhagen, merumuskan definisi kemiskinan yang berwujud majemuk, tingkat pendapatan yang rendah dan sumber daya produktif penjamin kesinambungan hidup; kelaparan dan kekurangan gizi; tingkat kesehatan yang rendah; keterbatasan akses pendidikan dan layanan-layanan pokok lainnya; peningkatan kematian tidak wajar akibat penyakit; gelandangan dan tidak memadainya tempat tinggal; lingkungan yang tidak aman; diskriminasi dan keterasingan sosial. 

Ciri kemiskinan juga ditunjukkan dengan rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dalam kehidupan sipil, sosial, dan budaya (Taufiq 2007). Undang - Undang No. 24 Tahun 2004, menjelaskan bahwa  kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak--hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. 

The World Bank melaporkan urutan negara termiskin di dunia pada tahun 2022 dan negara mayoritas muslim yang masuk ke dalam urutan tersebut adalah Guinea-Bissau sebesar dan Eritrea (The World Bank 2022). Negara tersebut berlokasi di benua Afrika, namun masih banyak negara muslim non benua Afrika yang masih bertarung di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan data Perserikatan Bangsa Bangsa negara muslim di benua Asia yang terkategori miskin, yaitu Afganistan, Yaman, Tajikistan, Suriah, Kirgistan, dan Pakistan (PBB 2022). 

Badan Pusat Statistik melaporkan pada bulan September 2022 bahwa persentase penduduk miskin di Indonesia naik 9,57%. Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 26,36 juta orang (BPS 2022), sebuah angka yang tidak kecil untuk negara yang memiliki sumber daya alam maupun sumber daya non alam yang sangat melimpah dan berkualitas. Tentu saja, fenomena kemiskinan di negara muslim disebabkan banyak faktor yang terakumulasi dan agama bukanlah penyebab dari kemiskinan yang terjadi di berbagai negara khususnya negara dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. 

Pada dasarnya agama Islam tidak ingin para pemeluknya berada dalam kondisi yang miskin. Kesalahan umat Islam dalam memahami kondisi miskin menjadi salah satu masalah mendasar bagi kemiskinan di negara muslim. Tidak sedikit umat Islam yang berlebihan dalam beragama sampai membawanya ke dalam jurang kemiskinan. Kemiskinan adalah karunia Tuhan dan bukan suatu hal yang penting untuk diatasi, adalah kesalahan dalam interpretasi bab Zuhud dalam hadits Rasulullah SAW (Musafak 2019). 

Salah satu hadits yang salah diinterpretasikan umat Islam adalah hadits riwayat Ibnu Majah dan berderajat hasan, yaitu "Ya Allah! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin". Menurut Kiai Ali Mustafa Yakub dalam bukunya yang berjudul hadis-hadis bermasalah (2008), maksud kata miskin dalam hadits ini adalah keadaan yang tawadhu bukan kondisi kemelaratan. 

Al-Qur'an dan Hadits adalah dua hal yang dipakai umat Islam sebagai pedomannya dalam menjalankan kehidupan. Al-Qur'an dan Hadits memainkan peran inti dalam segala, mulai dari urusan ibadah sampai urusan muamalah seorang muslim. Al-Qur'an sebagai pedoman utama umat Islam memuat banyak ayat-ayat yang mengandung petunjuk-petunjuk dari Allah SWT dalam penyelesaian kemiskinan pada umat. 

Hadits Rasulullah SAW, juga menyimpan makna besar dalam upaya pengentasan kemiskinan di kalangan muslim. Untuk itu pada tulisan ini, pandangan Al-Qur'an dan Hadits adalah dua fokus utama pembahasan mengenai peranannya sebagai pedoman umat Islam dalam upaya pengentasan umat dari jeratan kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun