Kita tahu sekali bahwa salah satu energi yang sering digunakan sehari hari berasal dari fosil hewan dan tumbuhan zaman dahulu, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Energi Fosil adalah energi yang tidak dapat diperbarukan karena sumbernya terbentuk membutuhkan waktu selama ratusan hingga jutaan tahun, sehingga tidak dapat diperbarui dalam skala manusia. Sehingga ketergantungan energi fosil dapat mengancam ketersediaan energi di masa depan. Cara untuk mengurangi ketergantungan energi fosil adalah dengan cara merubah atau membentuk energi baru terbarukan dengan kegunaan yang sama. Disinilah peran penting Teknik Konversi Energi dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Apa sih Teknik Konversi Energi? Teknik Konversi Energi adalah program studi dari teknik mesin yang mempelajari dan merancang mesin yang dapat merubah suatu bentuk energi ke energi terbarukan. Peran utama dari Teknik Konversi Energi adalah mengubah penggunaan bahan baku energi yang bersumber dari pertambangan dan menggantinya dengan sumber energi terbarukan. Contoh penerapan dari Teknik Konversi Energi adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Energi Biomassa, dan Energi Geothermal. Dengan memanfaatkan sumber energi alami dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Namun sangat disayangkan, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam penerapan sumber energi terbarukan. Salah satunya adalah Infrastuktur dan teknologi di indonesia kurang memadai dalam mendistribusikan sumber energi terbarukan. Efek dari infrastuktur dan teknologi yang kurang memadai, menyebabkan penggunaan energi terbarukan kurang tepat dan kurang efisien. Sehingga perlunya dukungan dari pemerintah dalam memberikan infrastruktur dan teknologi yang lebih canggih, sehingga penggunaan energi terbarukan lebih efisien. Dengan dukungan yang tepat dari pemerintahan, energi terbarukan dapat memberikan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI