Mohon tunggu...
Muhammad Salim Alatas
Muhammad Salim Alatas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Muhammad Salim Alatas seorang Mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Islam NegerI Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ancaman Konflik Laut Cina Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia

27 Mei 2024   18:30 Diperbarui: 27 Mei 2024   18:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selama beberapa tahun terakhir, Laut Cina Selatan telah menjadi pusat perhatian dunia internasional karena berbagai masalah yang terkait dengan klaim kedaulatan, sengketa wilayah, dan ancaman terhadap negara-negara di sekitarnya, termasuk Indonesia. Ancaman-ancaman ini mencakup berbagai isu, mulai dari klaim wilayah yang tumpang tindih hingga ketegangan politik dan militer yang meningkat. Dalam esai ini, saya akan menguraikan beberapa ancaman yang muncul dari situasi Laut Cina Selatan terhadap kedaulatan Indonesia.

Salah satu ancaman utama yang dihadapi Indonesia adalah klaim wilayah yang bertabrakan dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara. China, melalui klaim historisnya yang disengketakan dengan banyak negara di wilayah tersebut, telah menciptakan ketegangan yang signifikan. Klaim China ini tumpang tindih dengan ZEE Indonesia, yang secara langsung mengancam kedaulatan Indonesia atas zona ekonominya sendiri. Hal ini telah menyebabkan insiden-insiden maritim di wilayah tersebut, termasuk penangkapan ilegal oleh kapal-kapal China yang memasuki perairan Indonesia.

Selain itu, ekspansi infrastruktur militer China di pulau-pulau buatan mereka di Laut Cina Selatan juga menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Indonesia. Pembangunan fasilitas militer China di pulau-pulau tersebut, seperti landasan pacu dan pangkalan angkatan laut, menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan kehadiran militer China yang dapat mengganggu stabilitas regional. Ini juga menciptakan ketidakpastian atas keamanan dan kedaulatan maritim Indonesia, karena peningkatan kehadiran militer China dapat mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.

Selanjutnya, isu sumber daya alam menjadi bagian penting dalam ancaman terhadap kedaulatan Indonesia di Laut Cina Selatan. Wilayah ini kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas alam, dan ikan. Klaim yang saling bertentangan antara China dan negara-negara lain di kawasan ini menciptakan persaingan yang meningkat untuk mengontrol dan mengakses sumber daya tersebut. Hal ini dapat mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia dan memicu konflik di wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, ancaman terhadap lingkungan laut dan keberlanjutan ekosistem juga menjadi perhatian penting dalam konteks ini. Aktivitas kapal-kapal yang berlebihan, termasuk yang ilegal, dan praktik-praktik destruktif seperti penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, merusak ekosistem laut yang penting bagi Indonesia dan negara-negara lain di sekitarnya. Ancaman ini tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek lingkungan dan keberlanjutan yang merupakan tanggung jawab bersama negara-negara di kawasan Laut Cina Selatan.

Dalam menghadapi ancaman-ancaman ini, Indonesia terus melakukan berbagai upaya diplomasi, negosiasi, dan penguatan pertahanan maritim untuk mempertahankan kedaulatannya di Laut Cina Selatan. Kolaborasi dengan negara-negara ASEAN dan mitra-mitra internasional juga menjadi bagian penting dalam menanggapi kompleksitas isu-isu regional yang terkait dengan Laut Cina Selatan. Melalui pendekatan yang bersifat konstruktif dan berbasis hukum, Indonesia berupaya mencari solusi yang damai dan berkelanjutan dalam mengatasi ancaman-ancaman terhadap kedaulatannya di wilayah ini.


Klaim Wilayah yang Bertabrakan dengan ZEE Indonesia:
China telah mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan berdasarkan klaim historis yang tidak diakui oleh sebagian besar negara-negara di kawasan. Klaim ini seringkali bertabrakan dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia, khususnya di wilayah Laut Natuna Utara. Hal ini menciptakan ketegangan karena Indonesia menganggap klaim China sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan dan yurisdiksi maritimnya.

Ekspansi Infrastruktur Militer China di Pulau-pulau Buatan:
China telah membangun pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan dan mendirikan infrastruktur militer seperti landasan pacu, pangkalan angkatan laut, dan fasilitas pertahanan lainnya. Hal ini meningkatkan kehadiran militer China secara signifikan di kawasan tersebut, menimbulkan kekhawatiran akan peningkatan ketegangan militer dan potensi gangguan terhadap stabilitas regional.

Sumber Daya Alam dan Persaingan Ekonomi:
Laut Cina Selatan kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas alam, dan ikan. Persaingan untuk mengontrol dan mengakses sumber daya ini telah menciptakan ketegangan ekonomi antara China, Indonesia, dan negara-negara lain di kawasan. Klaim yang saling bertentangan mengenai hak eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ini menjadi salah satu sumber konflik di Laut Cina Selatan.

Ancaman terhadap Lingkungan Laut dan Keberlanjutan Ekosistem:
Aktivitas kapal-kapal, terutama yang ilegal, di Laut Cina Selatan telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius, termasuk penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan dan degradasi ekosistem laut. Hal ini tidak hanya mengancam keberlanjutan sumber daya alam, tetapi juga berdampak negatif pada ekosistem laut yang penting bagi kehidupan masyarakat pesisir dan kelestarian lingkungan.

Upaya Penyelesaian dan Kolaborasi Regional:
Indonesia, bersama dengan negara-negara ASEAN dan mitra-mitra internasional, terus melakukan upaya diplomasi dan negosiasi untuk menyelesaikan sengketa di Laut Cina Selatan secara damai dan berbasis hukum. Kolaborasi ini penting untuk memperkuat posisi bersama dalam menghadapi ancaman-ancaman yang kompleks di kawasan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun