Mohon tunggu...
Saka Tri Utama
Saka Tri Utama Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penjelajah waktu tanpa kenal batas!

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyingkap Tabir Ekowisata Sukabumi

9 Oktober 2020   21:20 Diperbarui: 9 Oktober 2020   21:20 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Indonesia sejak dahulu kala sudah terkenal dengan keindahan bentangan alam sampai rempah-rempah yang tersedia melimpah di bumi Nusantara yang menyebabkan bangsa eropa mengarungi samudera demi menemukan harta karun. Semenjak pemerintah yang diemban bapak Joko Widodo menargetkan dapat mendatangkan wisatawan mancanegara mencapai 28 juta orang untuk tahun 2020, setelah itu pemerintah di bidang wisata menggencarkan program-program demi menunjang tercapaiannya pelancong. Di balik itu, terdapat sebuah daerah yang berpotensi menarik wisatawan mancanegara dengan memanjakan bentangan alam pegunungan dan lautannya namun, ternyata pengelolaannya masih belum sistematis dan efisien sehingga yang datang hanya wisatawan lokal dan membayar wisata seilkhlasnya.

Pengalamanku dalam berkunjung ke Sukabumi memang telah dibayarkan dengan sejumlah daerah wisata yang dikunjungi, beberapa wisatanya adalah pantai, air terjun, dan kunjungan ke sebuah pulau. Setiap kunjungan wisata tidak dikenakan harga tiket masuk alias gartis atau dapat memberikan infaq seikhlasnya kepada penjaga gerbang masuk. Hal tersebut yang terbesit dipikiran seraya menyatakan bahwa wisata Sukabumi sungguh sangat murah yang tidak bisa didapatkan dengan wisatawan daerah lain.

Geopark merupakan bagian wilayah Sukabumi yang sudah terkenal oleh banyak wisatawan lokal mapun mancanegara. Dengan dikuatkan oleh UNESCO sebagai daerah salah satu Global Geoparks yang baru, mengindikasikan harusnya pemerintah mendorong agar diperbaharui konsep daerah wisata agar dapat tercapai target pemerintah tahun 2020 yang akan mendatangkan sebanyak 18 juta wisatawan mancanegara. Memang hal tersebut harus melibatkan stackholder dari berbagai wilayah kajian masing-masing. Meskipun, daerah Sukabumi masih tergolong Ekowisata namun hal itu seharusnya tidak dapat menyurutkan pemerintah untuk dapat menyuntik program-porgram agar dapat menunjang sejumlah fasilitas yang telah Tuhan berikan kepada kita supaya dapat dikelola dengan baik.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia yang bercorak kultural maritim menjadikan lautan sebagai bagian dari kehidupannya sehingga dikenal dengan sebutan “nenek moyangku seorang pelaut” itu sepenggal kisah heroik yang dapat diteladani. Perlahan-lahan Ekowisata Sukabumi mendapat garapan lahan baru yang dapat menampilkan wajah eksotisnya. Harapan masyarakat, pemerintah dapat optimis membangun infrastruktur serbaguna demi menunjang perbaikan sistem yang dapat dikelola semaksimalnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun