Mohon tunggu...
Saiful  Amir
Saiful Amir Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tarianku untuk Melestarikan Budaya Kotaku

3 Oktober 2017   11:06 Diperbarui: 3 Oktober 2017   11:31 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah kisah terjadi di Kota yang kecil nan indah ini. Daniar, dia adalah salah satu siswi dari sekolah swasta yang ada di Kota Tangerang. Hobi dia sejak kecil adalah menari, tarian yang paling dia sukai adalah tarian modern dance.

Dari sejak kecil dia sudah menunjukkan kecintaannya pada kesenian tari. Ketika dia masih duduk di Sekolah Dasar (SD) dia sudah ikut-ikutan menari diatas panggung, apabila sedang ada acara kenaikan kelas dan acara-acara lainnya. Hingga ketika dia sudah beranjak remaja dia ikut disebuah organisasi tari modern di sekolahnya.

Dia dan teman-temannya sering mengikuti sebuah ajang perlombaan kesenian tari, terutama tarian modern untuk mewakili sekolahnya. Namanya sebuah ajang perlombaan, kelompok tari dia sering mengalami kemenangan dan juga kekalahan pada ajang perlombaan tari yang mereka ikut serta didalamnya.

Masalah pun datang ketika orang tua dia mengetahui apa kegiatan yang dia ikuti, karena kalau pulang sekolah selalu malam, dan orang tua dia curiga apa yang dia lakukan selama di sekolah. Akhirnya setelah mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Daniar, orang tua dia langsung memarahinya dan melarang dia untuk ikut kegiatan modern dance tersebut. Karena kalau tarian modern menurut orang tua Daniar pakaiannya tidak sopan dan terlalu seksi. Namun Daniar melawan orang tuanya, karena kecintaannya pada seni tari makanya dia kokoh tetap ingin melakukan tarian tersebut.

Akhirnya orang tua Daniar pun memberi pilihan untuknya, jikalau dia ingin tetap menari, dia harus memilih jenis tarian lain, seperti jenis tarian budaya dari Indonesia atau dia tidak boleh menari sama sekali. Daniar pun bingung, karena selama ini dia tidak pernah ikut dalam jenis tarian budaya, dan dia tidak tertarik sama sekali dengan tarian budaya, karena menurutnya kampungan dan tidak sesuai dengan usianya.

Hari berganti hari Daniar pun terus memikirkan tarian apa yang cocok dengan dirinya, akhirnya Daniar datang disebuah event pertunjukkan tarian budaya, dia datang karena sengaja ingin melihat tarian apa saja yang ada di event tersebut, sekaligus untuk referensi dia dalam menari tarian budaya.

Setelah melihat tarian pada event tarian budaya tersebut, Daniar akhirnya melihat sebuah kelompok yang menarikan tarian Lenggang Cisadane yaitu tarian yang berasal dari Kota Tangerang. Sejak pertama kali melihat tarian tersebut Daniar langsung jatuh cinta dan berniat untuk mempelajarinya. Karena menurutnya tarian Lenggang Cisadane itu tarian yang lincah, dan mengandalkan kekompakkan dari setiap personilnya, itu yang membuat Daniar langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Akhirnya Daniar mendatangi sanggar yang menaungi grup tari tersebut, Daniar datang dan bermaksud untuk mendaftarkan dirinya. Dari sejak itu persepsi Daniar tentang tarian budaya Indonesia yang terkesan kampungan pun berubah menjadi kecintaan dia terhadap tarian dari Indonesia khususnya dari Kota Tangerang.

Pesan dari cerita ini adalah kita tidak boleh memandang kebudayaan dari negeri sendiri dengan sebelah mata, kita harus lestarikan budaya dari negeri sendiri khususnya Kota kita sendiri agar Kota kita dapat dikenal oleh Kota lain atau negara lain melalui kebudayaan yang kita tampilkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun