Mohon tunggu...
Sahroha Lumbanraja
Sahroha Lumbanraja Mohon Tunggu... Teknisi - Masih percaya dengan Cinta Sejati, Penggemar Marga T..

When You Have nothing good to say, Then Say nothing!!! Email: Sahrohal.raja@ymail.com IG: @Sahroha

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Lindaweni Fanetri dan Greysia Polii/Nitya Bangun Asa Puteri Indonesia di Badminton Dunia

3 September 2015   15:12 Diperbarui: 3 September 2015   15:24 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ekspresi Greysia/Nitya Maheswari di lapangan"][/caption]

Berbicara mengenai olahraga Bulutangkis memang Indonesia patut berbangga memiliki prestasi luar biasa di masa lalu. Sejak dulu, Indonesia telah menjadi salah satu Negara dengan puluhan atlet hebat yang mengoleksi berbagai gelar di turnamen besar. Tak heran seiring pensiunnya atlet-atlet hebat yang Berjaya di masa lampau, Indonesia kini memiliki legenda hidup yang disegani di dunia badminton. Salah satu nama paling popular yang hampir dikenal semua orang adalah Susi Susanti. Yap, bermain di nomor tunggal puteri pasangan Alan Budikusuma ini memang begitu dipuja karena hampir semua kejuaraan/turnamen pernah dimenangkannya. Moment victory nya di Olimpiade 1992 menjadi salah satu foto yang sampai sekarang masih banyak dikenang pecinta bulutangkis. Setahun berikutnya, Susi juga mampu mengawinkan gelar olimpiadenya dengan menjadi juara dunia di Worldchampionships 1993. Di tahun 1996 pun, Susi masih cukup bertaji dengan lolos ke babak semifinal dan meraih medali perunggu untuk Indonesia di Olimpiade Athena. Prestasi di pesta puncak olahraga dunia ini melengkapi berbagai gelar superseries yang diraihnya. Hingga saat ini, Susi menjadi atlet badminton Indonesia paling sukses dari Indonesia dan tunggal puteri dunia yang dikagumi. Tak heran, Susi juga menerima apresiasi Hall of fame dari International Badminton Federation atau yang sekarang berganti nama menjadi Badminton World Federation. Susi menjadi satu-satunya atlet wanita Indonesia yang meraih gelar tersebut. Gemilangnya prestasi Susi belakangan menjadi suatu target yang akan sangat sulit bagi puteri Indonesia. Bahkan hingga kini, Indonesia belum memiliki Susi Susanti baru yang bisa membawa nama harum Indonesia di kancah badminton Dunia.

Maria Kristin Yulianty memang pernah menumbuhkan harap bangsa Indonesia tatkala Dia berhasil memberikan medali perunggu pada olimpiade 2008 Beijing. Sayang, saat masyarakat mulai memujanya, Maria justru gantung raket karena cedera yang berkelanjutan. Semenjak saat itu, atlet puteri Indonesia hanya menjadi figuran di dunia bulutangkis Internasional. Prestasi puteri baik ganda maupun puteri tidak menjadi ‘ancaman’ yang patut diperhitungkan oleh atlet-atlet hebat seperti dari Tiongkok. Mengapa tidak? Karena atlet puteri kita selalu saja gugur di babak-babak awal turnamen penting.

Setelah hampir 20 tahun berlalu, prestasi puteri Indonesia mulai dilirik. Ganda puteri Greysia Polii/Nitya Maheswari membuka mata dunia dengan cemerlangnya prestasi keduanya di Asian Games 2014 kontra ganda Jepang Misaki/Ayaka. Bahkan di Taipei Grand Prix Gold 2014, Greysia/Nitya juga tampil sebagai juara setelah mengalahkan salah satu ganda terbaik Tiongkok Wang Xiaoli/Yu Yang. Dan tahun ini, ganda terbaik Indonesia ini berhasil mempertahankan gelarnya. Perlahan tapi pasti,duo Indonesia ini mampu menunjukkan perlawanan berat bagi pemain-pemain ganda top dunia dari Jepang bahkan Tiongkok. Tak ada lagi ganda puteri top saat ini yang belum mereka taklukkan. Dengan pencapaiannya setahun terakhir yang cukup signifikan, keduanya menduduki peringkat lima ganda puteri terbaik dunia. Jika selama beberapa tahun terakhir Indonesia hanya mampu berharap pada Ganda Putera dan Ganda Campuran untuk meraih gelar di turnamen bulutangkis, maka perlahan tapi pasti Greysia/Nitya membuktikan diri cukup layak untuk dijagokan.

[caption caption="Ganda Puteri Indonesia raih Bronze Medal di Kejuaraan dunia 2015"]

[/caption]

Pencapaian keduanya di turnamen bergengsi, Total BWF World Championships 2015 yang digelar di Istora, Jakarta dua minggu lalupun patut diapresiasi. Keduanya berhasil melaju ke babak semifinal dan takluk di tangan juara bertahan, Tian Qing/Zhao Yunlei. Dengan medali perunggu, Nitya/Greysia sukses melampaui harapan dari PBSI. Kini sebagai salah satu ganda top dunia, anak bimbingan coach Eng Hian ini memuncaki daftar kualifikasi ganda Campuran di Olimpiade Rio Janeiro 2016. Dari rilisan peringkat di laman Tournamentsoftware.com, Greysia/Nitya masih bertengger di posisi puncak. Dengan demikian, keduanya akan lolos ke untuk bermain di Olimpiade tahun depn jika konsisten dengan kejuaraan yang akan datang. Target selanjutnya dari kedua kebanggaan Indonesia yakni merebut gelar Superseries di Japan Open yang akan digelar minggu depan.

[caption caption="Screenshoot Race to Rio Qualifications,Women's double"]

[/caption]

Melihat jejak cemerlang Greysia/Nitya memang menumbuhkan euforia positif bagi pecinta bulutangkis tanah air. Jika selama ini, penonton hopeless saat menyaksikan pertandingan di nomor puteri, maka sekarang sudah berani berharap menang dari ganda puteri. Namun tak hanya Greysia/Nitya, di Kejuaraan dunia dua minggu lalu Indonesia juga patut bersorak bahagia atas salah satu tunggal puteri yang tampil memukau. Siapa kira, Lindaweni Fanetri mampu melaju hingga babak semifinal dan memberikan kejutan perunggu untuk Indonesia. Dengan jajaran pemain-pemain hebat di nomor tunggal puteri saat ini, memang sangat sulit untuk menembus babak puncak. Apalagi dari Indonesia yang jelas-jelas performanya selama dasawarsa ini buuk atau tidak dipandang sama sekali. Namun, nasib berkata lain. Menghadapi Ratchanok Intanon, jawara dunia 2013 dari Thailand, Linda memang sangat kewalahan. Namun dewi fortuna seakan berpihak kepadanya, sang pemain unggulan cedera parah hingga akhirnya mundur dari pertandingan yang mengantarkan Linda ke babak perempat final. Di babak perempat final, lawannyapun tak kalah tangguh. Kali ini puteri Taipei, Tai Tzu Ying, jawara BWF Final Superseries 2014 yang harus ditaklukkannya. Babak pertama, Linda kalah. Dan memasuki babak kedua hingga lawan unggul 20-14, penonton dibuat hopeless akan kemenangan Linda. Akan tetapi, sekali lagi Linda benar-benar diselimuti keberuntungan. Dengan skor kritis itu, secara mengejutkan Lindaweni berhasil mengumpulkan 8 poin berturut-turut hingga menang 22-20. Di babak ketiga, lawan semakin tertekan dan keajaiban itu berlanjut hingga Lindaweni menang dan lolos ke babak semi final.

[caption caption="Lindaweni Fanetri raih Bronze Medal di Kejuaraan Dunia 2015"]

[/caption]

Di semifinal, Lindaweni takluk oleh pemain India yang diunggulkan di posisi kedua, Saina Nehwal 17-21,17-21. Walau kalah, jelas perlawanan Linda mulai mengancam tunggal puteri terbaik dunia. Kemenangannya dari Tai memang menjadi sangat sensasional dan mampu menggoyang Istora. Sorak sorai penonton meneriakkan namanya menjadi begitu dramatis. Kesuksesannya membawa pulang medali perunggu menjadi sejarah prestasi tunggal puteri setelah Susi Susanti terkahir kali meraihnya di tahun 1996. Lindaweni menjadi bintang yang mencuri perhatian dalam gelaran Total BWF World Championships tahun ini. Jejak Linda yang cukup jauh dengan tampil di babak semifinal kejuaraan bergengsi ini semakin menumbuhkan optimisme rakyat Indonesia untuk gelar lainnya. Kini Lindaweni merangkak ke peringkat 24 dunia. Dan Lindaweni juga langsung lolos kualifikasi Olimpiade Rio sementara dengan peringkat 13. Sebelumnya tidak ada satupun pemain Indonesia yang bertengger di peemringkatan baru BWF ini. Jika ingin tampil di Olimpiade tahun depan, Lindaweni harus mampu konsisten dan meraih prestasi selama setahun ke depan agar posisinya tidak terganti oleh pemain lain. Sama halnya dengan Greysia/Nitya, Japan Open 2015 menjadi target Linda selanjutnya yang mana digelar minggu depan.

[caption caption="Screenshoot Qualification Rio Olympic 2016, Women's Single"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun