Ini adalah tipe yang paling banyak ditemui, begitu membaca sebuah berita yang dirasa fenomenal dan sensasional langsung menyebarkannya tanpa melakukan cek dan recheck.
Padahal kemudahan penelusuran informasi di jaman digital ini hanya memerlukan hitungan menit untuk memvalidasi informasi. Tidak adanya sikap kritis dari diri sendiri yang seharusnya menjadi dasar untuk menginvestigasi sebuah berita menyebabkan masyarakat mudah termakan gosip dan berita palsu.
2. Fanatisme dan Tergila-gila dengan sesuatu/seseorang
Sikap fanatik terhadap sesuatu seringkali membuat seseorang buta dan menjadikan diri sendiri budak informasi palsu. Apapun yang dilakukan tokoh yang diidolakan akan dipuja.Â
Sebaliknya berita apapun yang menyerang idola akan diperangi, apalagi berita yang menguntungkan idola akan disebar luas tanpa perlu berpikir kefaktualan berita itu sendiri. Orang seperti ini biasanya nurani dan akal sehatnya sudah jarang dipakai, mereka bagaikan Robot yang terjebak dalam otot manusia.
3. Pembenci dan pendendam
Di zaman dulu, perselisihan mungkin semuanya akan diselesaikan dalam kehidupan nyata. Perselisihan dua pihak akan selalu dituntaskan dengan pertemuan. Nah, di zaman sekarang benci dan dendam malah seringkali disalurkan melalui media sosial.
Saat ada artikel, tulisan yang mendiskreditkan musuh akan langsung disebar tanpa investigasi terlebih dahulu. Maka hoax akan cepat berkembang di sekitar mereka yang memelihara benci dan dendam.
4. Manusia yang kreativitasnya mati
Hoax juga akan mudah membodohi mereka yang kreativitasnya minim. Tidak mampunya menciptakan sebuah terobosan nyata untuk mencari perhatian publik dan menyaingi kompetitor bisa membuat mereka membabi buta untuk menjadi budak hoax dengan menyebar berita-berita palsu yang diharapkan akan menjatuhkan lawan.
5. Attention/popularity Seeker