Mohon tunggu...
Sahlan Romandona
Sahlan Romandona Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hallo Semua Saya Mahasiswa Semester 3 Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah di UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi dapat membangun percaya diri peserta didik dalam persefektif psikologi pendidikan

28 September 2025   19:51 Diperbarui: 28 September 2025   19:48 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Banyak orang mengenang masa SD atau MI sebagai periode penuh tawa dan permainan. Namun, bagi saya, ada juga momen yang memberikan motivasi besar hingga kini masih terasa. Pengalaman kecil itu ternyata tidak sekadar kenangan, melainkan juga contoh nyata bagaimana psikologi pendidikan bekerja dalam kehidupan sehari-hari.

      Saya masih ingat jelas ketika kelas 4 SD, nilai ujian matematika saya jeblok. Hampir semua jawaban salah, dan kertas ulangan dipenuhi tanda silang merah. Rasanya malu sekali ketika guru membagikan hasilnya. Namun, alih-alih dimarahi, guru saya justru berkata, "Nilaimu memang turun, tapi itu tanda kalau kamu harus lebih giat belajar. Saya yakin kamu bisa."Kalimat itu sederhana, tetapi membuat saya berpikir: kalau guru percaya saya bisa, kenapa saya tidak percaya pada diri sendiri? Sejak saat itu, saya berusaha belajar lebih rajin, bahkan rela mengurangi waktu bermain hanya agar bisa memperbaiki nilai

Jika dilihat lihat bersama"  melalui teori psikologi pendidikan, pengalaman itu sarat makna:

1. Teori Self-Efficacy (Bandura)

Guru saya membantu menumbuhkan keyakinan bahwa saya mampu. Keyakinan ini yang kemudian menjadi bahan bakar motivasi belajar saya.

2. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Awalnya saya belajar karena ingin memperbaiki nilai (motivasi ekstrinsik). Namun lama-lama, saya merasa senang ketika berhasil menyelesaikan soal sulit (motivasi intrinsik).

3. Teori Humanistik (Maslow)

Kata-kata guru memberi saya rasa dihargai (esteem needs). Ketika kebutuhan ini terpenuhi, saya termotivasi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

      Dalam faktor percaya diri dan motivasi bukan Selain guru saja, tetapi orang tua juga berperan besar. Alih-alih marah, ayah saya mengajak belajar bersama di rumah. Beliau berkata, "Belajar itu seperti menanam. Kalau rajin menyiram, pasti tumbuh." Kata-kata itu menjadi motivasi tersendiri: kesabaran dan usaha yang konsisten pasti berbuah hasil.

     Pengalaman sederhana itu ternyata berpengaruh besar. Saya belajar bahwa kegagalan bukan akhir, melainkan pemicu untuk bangkit. Dari sudut psikologi pendidikan, inilah fungsi motivasi: menggerakkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku belajar.Kini, setiap kali menghadapi tantangan, saya selalu teringat masa SD itu. Nilai merah yang dulu memalukan, kini menjadi kisah motivasi yang membentuk diri saya hingga sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun