Mohon tunggu...
Safriady
Safriady Mohon Tunggu...

lagi Jadi Mahasiswa Doktor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kenapa Harus Agama...?

8 Februari 2011   08:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja memasuki bulan ke 2 di tahun 2011 ini,sudah mulai di tandai lagi dengan insiden yang mengoyak-ngoyak kita sebagai manusia yang beradab. sungguh memalukan ternyata NEGARA tak mampu lagi melindungi dan menjamin hak-hak warga negara dalam urusan kenyamanan,keamanan dan kebebasan beragama.

Kejadian temanggung dan Cieukesik dan Temanggung hanyalah menjadi bukti dimana persoalan antar ideologi,faham menjadi absurd ketika negara seperti enggan mencampuri urusan itu. Yah seperti dapat dilihat pada  negara-negara maju yang pemerintahnya  tidak ikut campur dalam urusan agama yang di anut warganya.

Tetapi jangan lupa Ini INDONESIA dari awal republik ini masih muda persoalan agama sangat sensitif ketika Piagam Jakarta dirumuskan. Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya pada pengesahan UUD 45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD setelah butir pertama diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Perubahan butir pertama dilakukan oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.

Jadi bisa ditarik kesimpulan,pada saat itu saja The Founding Father kita sangat hati-hati sekali dalam urusan agama ini. Sebab dalam urusan perjuangan semua menumpahkan darah,air mata dan harta bendanya serta tak peduli suku apa,agama apa demi mewujudkan indonesia. Kalau pada saat itu para Founding Father ego sendiri makan belum tentu ada INDONESIA saat ini.

Pertanyaannya sekarang kenapa negara atau pemerintah hari ini terkesan lepas tangan apa yang terjadi hari-hari ini. Berbagai macam pertanyaan ada dalam benak kita masing-masing mulai dari pengalihan isu sampai kepada skenario negara islam.

Dari beberapa suadut mungkin bisa dikatakan iya bahawa ada pengalihan isu tetapi dari sudut lain juga bisa dikatakan ini juga puncak kekesalan masyarakat terhadap pemerintah dan elemen hukumnya yang tidak berjalan dalam menangani kasus-kasus sengketa antar pemeluk agama.

Kejenuhan seperti itu akhirnya terlampiaskan dengan kekerasan yang sangat ekstrim,terlihat 10 tahun lebih setelah reformasi ternyata kekerasan dalam masyarakat di indonesia meningkat dan main hukum sendiri juga makin parah. Simpel saja ketidak mampuan aparat dalam hal ini POLISI dalam menangani kasus kekerasan menjadi dasar awal kenapa kekerasaan dalam masyarakat meningkat plus ditambah prilaku dan opini yang tercipta dari media massa yang selalu memperlihatkan bagai mana polisi selalu membela yang banyak uang,sehingga pola pikir tercipta bahwa POLISI TIDAK BISA di PERCAYA sangat dalam tertanam dalam benak setiap warga negara.

Dan  selalu saja alasan yang di kemukakan polisi  : kami kekurangan personil,gaji aparat kecil, dan segudang alasan lainnya. Jika ternyata kekerasan itu menimbulkan korban yang banyak, seperti pada kasus Cieukesik atau Temanggung (Selasa 8-Feb-2011), maka main mata dengan media massa untuk meluruskan pun kerap terjadi.

Terlepas apa pun segala macam alasan, warga negara Indonesia bukan barang taruhan dan setiap nyawa sangat berarti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun