Mohon tunggu...
Safia Melati Dewi
Safia Melati Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Saya merupakan seorang mahasiswa S1-Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menembus Kegelapan Leang Panning: Mahasiswa KKN Kebangsaan XIII Telusuri Gua Hingga Kedalaman 700 Meter

14 Juli 2025   19:35 Diperbarui: 14 Juli 2025   19:48 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kak Imran, Kepala Dusun Langi, dan Mahasiswa KKN Kebangsaan XIII (sumber: penulis)

Maros, 10 Juli 2025 - Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan XIII yang ditempatkan di Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mengadakan kegiatan penelusuran di Leang Panning---gua alami yang menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati khas kawasan karst Maros-Pangkep. Penelusuran ini bertujuan untuk melakukan survei lokasi sebagai bagian dari proses pemetaan serta pengamatan awal terhadap potensi hayati yang terdapat di dalam gua tersebut. Kegiatan berlangsung dengan pendampingan langsung dari Kepala Dusun Langi, Desa Wanua Waru, dan Kak Imran selaku pengelola sekaligus pemandu resmi dari Leang Panning Park.

Sebanyak lima mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berpartisipasi dalam ekspedisi ini, termasuk di antaranya Safia, Fira, Ajis, Dzaky, dan Tama. Kelima mahasiswa tersebut berasal dari lima perguruan tinggi dan bidang studi yang berbeda. Selama kegiatan, tim berhasil menjelajahi lorong-lorong gua hingga mencapai jarak kurang lebih 700 meter dari mulut gua. Namun, menurut penuturan Kak Imran dan warga sekitar, struktur gua tersebut diduga memiliki sistem lorong yang jauh lebih panjang dan rumit, dengan banyak bagian yang hingga kini masih belum terjamah.

Leang Panning, yang dalam bahasa Bugis-Makassar berarti "gua kelelawar", dari kata "leang" (gua) dan "panning" (kelelawar), sesuai dengan kenyataan bahwa gua ini menjadi tempat tinggal bagi koloni kelelawar dalam jumlah besar. Berdasarkan penjelasan dari Kak Imran, setidaknya terdapat empat jenis kelelawar yang berbeda yang menghuni gua tersebut. Meski demikian, hingga saat ini belum terdapat kajian ilmiah yang secara khusus mengidentifikasi spesies-spesies tersebut, sehingga membuka peluang untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Selain keberadaan kelelawar, tim ekspedisi juga mendokumentasikan sejumlah fauna lain yang memiliki adaptasi khas terhadap lingkungan gua. Di antaranya adalah belalang gua, laba-laba berukuran besar, serta ikan lele berwarna pucat yang diduga telah berevolusi akibat kondisi minim cahaya di dalam gua. Temuan ini menarik perhatian, karena mengisyaratkan adanya kemungkinan spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di dalam ekosistem Leang Panning.

Penemuan Belalang Gua di Leang Panning (sumber: penulis)
Penemuan Belalang Gua di Leang Panning (sumber: penulis)

Proses eksplorasi di Leang Panning dihadapkan pada tantangan fisik yang cukup berat. Beberapa bagian jalur memiliki kondisi ekstrem, seperti genangan air yang mencapai dada hingga melewati kepala orang dewasa. Di area-area tersebut, tim ekspedisi harus berenang dalam keadaan gelap gulita, hanya bergantung pada cahaya dari lampu senter sebagai satu-satunya sumber penerangan.

Kegiatan penjelajahan ini menjadi pijakan awal untuk mendorong riset dan upaya konservasi yang lebih terstruktur di kawasan Leang Panning. Diharapkan, sinergi antara komunitas lokal, institusi perguruan tinggi, dan pemerintah daerah dapat mendorong pengembangan kawasan ini sebagai pusat pendidikan dan konservasi, sekaligus sebagai destinasi ekowisata yang berkelanjutan di Kabupaten Maros.

Sebagai bagian dari bentang alam karst Maros-Pangkep yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, Leang Panning memiliki nilai strategis, bukan hanya bagi ekosistem lokal tetapi juga dalam rangka menjaga warisan geologi dan keanekaragaman hayati Indonesia. Dengan adanya perhatian dan pengelolaan yang tepat dari berbagai pihak, potensi besar yang dimiliki Leang Panning diharapkan dapat dimanfaatkan secara arif dan dengan bertanggung jawab, tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan alaminya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun