Mohon tunggu...
Safari ANS
Safari ANS Mohon Tunggu... -

Journalist Independent \r\n\r\nsafari_ans@yahoo.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

21 Juni 1970 Soekarno Tidak Wafat Tapi Kabur ke Belanda?

9 Juni 2017   11:11 Diperbarui: 9 Juni 2017   11:23 4763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada hari itu, Soekarno berpura-pura mati setelah menelan pil mati sementara. Sementara pasukan tentara yang masih setia kepada telah membuat wajah Soekarno dari lilin dan gedebong pisang agar beratnya sama dengan tubuh Soekarno. Sementara istrinya Sarinah Sarinande menggadaikan rumahnya di Jalan A Yani Bogor untuk bekal kabur ke Belanda.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 12 Juni 1970, saat dunia sedang berduka atas wafatnya Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia. Pada hari itu, Supriadi. SS. BKR menukar jasat Bung Karno dengan gedebong pisang dengan muka lilin mirip Soekarno. Lalu mereka memasukannya di dalam peti mati untuk dibawa ke Blitar. Jadi arakan-arakan kematian itu layaknya film mission impossible.

Supriadi SS. BKR adalah pasukan militer yang setia kepada Bung Karno. Semasa Soekarno berkuasa, Supriadi sering ditugaskan ke Jepang untuk menyelundupkan senjata dari Jepang ke Indonesia. Masa tua Supriadi dihabiskan di Alas Purwo, Banyuwangi. Ia meninggal tahun 2015 yang lalu. Tetapi tahun 2013, ia sempat bertemu dengan putri bungsu Soekarno dan menceritakan kejadian kaburnya Soekarno ke Belanda.

Hari itu, Soekarno kabur ke negeri Belanda bersama istrinya Sarinah Sarinande. Benerapa pasukan yang masih setia kepadanya juga ikut dalam rombongan. Soekarno kemudian menetap di Belanda hingga tahun 1985 dengan nama samaran Rudolfo Hiegen. Dipengasingan ini hidup damai dan masih menjalankan aktivitas sebagai Monetery One (M1) dalam dunia keuangan dan aset dunia. Dan Soekarno masih sempat ke Gedung Pentagon, Amerika Serikat bersama putri bungsunya ini.

Bersama Sarinah Sarinande, Soekarno masih diberkahi seorang putri bernama Diajeng Putri Aisyah. Tetapi Soekarno lebih senang memanggilnya dengan nama Denok Sarinah sebagai penerus Soekarno dalam bidang aset dan keuangan dunia. Suatu aktivitas Bung Karno yang tidak diketahui publik selama ini. Kita hanya tau Soekarno adalah Presiden termiskin di dunia. Secara pribadi memang iya, karena harta itu hanya titipan. Tetapi dalam akte kelahirannya, Denok Sarinah ini bernama Winda Fitriana, anak paling terakhir Bung Karno yang lahir tahun 1975.

Soekarno kemudian mengakhiri perannya sebagai Rudolfo Hiegen di Belanda sampai tahun 1985. Kemudian pindah lagi bersama anak bungsunya ini ke Bengkulu. Agaknya kehadiran Bung Karno di Bengkulu tercium oleh orang-orang Soeharto. Pada suatu hari sekitar 40 orang keluarga Soekarno di bantai oleh orang-orang berbaju tentara. Semua tewas setelah diracun dan kemudian ditembak dari jarak dekat. Termasuk anak bungsunya Diajeng Putri Aisyah. Tapi putri bungsu pintar, ia pura-pura mati tergeletak di lantai.

Soekarno selamat dari peristiwa itu. Ia bersama putri bungsunya itu langsung kabur ke Bangka, lalu berlanjut lagi ke Cirebon. Ketika putri bungsu duduk bangku sekolah SMP, Soekarno naik haji dengan bantuan temannya yang bekerja di KBRI di Arab Saudi. Sejak naik haji ini, Soekarno tidak permah terlihat lagi sampai sekarang. Putri bungsu pun mengakui sejak ayahnya naik haji itu, ia tidak pernah lagi berjumpa dengan ayahnya. (Safari Ans).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun