Mohon tunggu...
Desri Amalia
Desri Amalia Mohon Tunggu... Buruh - Pribadi

Jalan-jalan | Makan-makan | Foto-foto

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Politisi yang Membenturkan Rakyat

20 Mei 2019   08:18 Diperbarui: 20 Mei 2019   08:18 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tolonglah, jangan mengorbankan rakyat Indonesia demi ambisi politik. Jangan jadikan rakyat Indonesia sebagai 'bantalan' kepentingan politik.

Sama saja politisi seperti itu adalah pembunuh. Ingin ada pertumpahan darah. Seperti senang baginya kalau sesama rakyat berkelahi.

Narasi mengajak sampai titik darah penghabisan memperjuangkan kepentingan politik kontestan Pilpres 2019 adalah cara biadab.

Rakyat hanya ingin hidup sejahtera dan damai. Cuma ingin Indonesia nyaman ditempati sebagai rumah bersama. Jadi mereka butuh diayomi dan dicerahkan.

Bukannya malah dihasut seperti Indonesia sedang berperang saja. Lagi juga, ada rakyat lainnya yang berbeda sikap politik. Hargai mereka juga sebagai bagian rakyat Indonesia.

Kok malah kesannya memaksakan semua rakyat harus sama prinsip dan pilihannya (khususnya politik). Terus mencoba membenturkan dengan kelompoknya memakai narasi 'sampai titik darah penghabisan'.

Yang paling penting sekarang adalah kondisi menemtramkan. Mengajarkan rakyat agar bijaksana menyikapi hasil politik Pilpres 2019.

Cerdaskanlah rakyat menyikapi kondisi politik kebangsaan. Menyelesaikan segala sesuatunya dengan elegan. Sekarang ini semua harus bersatu membangun kebaikan Indonesia.

Siapa saja yang masih mencintai Indonesia wajib berpikir jernih menyikapi tindakan mengarah ke kekerasan. Jangan biarkan orang-orang penghasut antar-rakyat berkeliaran bebas pikirannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun