Mohon tunggu...
Saeran Samsidi
Saeran Samsidi Mohon Tunggu... -

Saeran Samsidi alias Pak Banjir wong Banyumas sing coag, cablaka tur semblothongan!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Natalan yang Gagal Akibat Ahok Efek?

17 Desember 2017   15:08 Diperbarui: 17 Desember 2017   15:31 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhirnya rencana Natalan yang dirembug pada kumpulan RT itu pun gagal dilaksanakan. Ide Natalan ini berangkat dari usul salah satu warga RT untuk merayakan tahun baru 2018 untuk mengarahkan para remaja  di RT tersebut yang biasanya ikut hura-hura tahun baru semalam suntuk  di lokasi-lokasi strategis di kota. Lebih baik di lingkungan sendiri, begadang, medang-medang, sambil ada atraksi hiburan nyanyi-nyanyi tembang kenangan diiringi organ.

Usulan itu lalu dibawa pada rapat RT yang diselenggarakan setiap minggu pertama awal bulan, pada bulan November itu. Pro dan kontra pun terjadi. Ada yang setuju ada yang tidak dan banyak yang diam, tidak komentar apalagi usul. Salah seorang warga yang mantan ketua RT mengkritik usulan tersebut. Katanya janganlah sering mengadakan kegiatan, apalagi kalau hura-hura. Sayang  dana iuran warga di kas RT atau ada tarikan sumbangan kalau digunakan hal yang kurang bermanfaat.

Pak Muchsin, karena  berkumis tebal mirip suaminya Titik Sandhora, yang mantan ketua RT itu mengusulkan kalau mengadakan kegiatan ya yang bersifat keagamaan, agar warga tersiram percikan rohani menjadi siap untuk bekal nanti menghadap Allah. Lha, pada akhir bulan Desember  pada awal tahun, kegiatan rohani ya Natalan, demikian clethukan salah satu warga, makin meramaikan rapat RT. Warga lain yang hadir banyak yang diam saja, mereka asyik menyantap tahu kecrot suguhan rapat.

Clethukan Natalan itu dari saya. Maksudnya begini, saat kumpulan RT pada bulan Januari nanti sekalian bernuansa Natal. Ini untuk menciptakan saling pengertian dan belajar saling memahami demi persatuan dan kerukunan yang akhir-akhir ini terasa kurang sejuk, panas karena ledakan ujaran kebencian, sara, perbedaan keyakinan dll. begitu hiruk pikuk,   terutama menjelang dan pasca-Pilkada DKI 2017. Ahok efek ini sampai ke daerah-daerah termasuk di daerah saya.

Warga non-Islam di RT saya sekitar 20% dari kurang lebih 50 kepala keluarga. Ada 5 keluarga Katholik, 3 GKJ (Gereja Kristen Jawa) dan 2 GKI (Gereja Kristen Indonesia). Dulu keluarga-keluarga ini ada yang mengadakan sembahyangan dengan mengundang pendeta atau pastor bila ada hajat slametan, bahkan ketika masa Advent. Tidak ada masalah. Lalu ibu-ibu pengurus Dasa Wisma RT berkeliling mengunjungi ke keluarga Nasrani untuk mengucapkan selamat Natal. Tak ada masalah. Sekarang kegiatan tersebut hilang.

Kumpulan RT di awal bulan November itu menunjuk para pengusul untuk membuat perencanaan Natalan. Ada yang ditugasi menyusun acara, mempersiapkan hiburan, merengreng anggaran dan memutuskan kumpulan RT pada Januari 2018 pas pada 31 Januari 2018 di rumah Pak Antonius yang memiliki peralatan musik dan halaman yang luas. Kumpulan RT bernuansa tahun baru dan Natalan. Kegiatan itu harus dilaporkan pada kumpulan RT pada bulan Desember.

Setelah kumpulan RT pada bulan November itu, saya agak ragu-ragu dan cemas apakah bisa terrealisasi acara itu. Walau ragu saya tetap menyusun acara yang dibebankan kepada saya. Di tengah keraguan dan kecemasan saya, saya pun berselancar di dunia maya. Ditemukanlah data ini. :

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin, Selasa (23/12), mengatakan fatwa yang pernah dikeluarkan MUI soal Natal tidak spesifik melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal. Fatwa tersebut hanya mengharamkan umat Islam untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan Natal. Ada tiga hal yang diatur dalam fatwa MUI yang dikeluarkan tahun 1981 itu, yaitu:

  • Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, tetapi Natal  tidak dapat dipisahkan dari soal-soal keyakinan dan peribadatan.
  • Mengikuti upacara Natal bersama bagi um at Islam hukumnya haram.
  • Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT, dianjurkan untuk
  • tidak  mengikuti kegiatan-kegiatan Natal  

Lalu Serambi Indonesia, Selasa, 20 Desember 2016 menurunkan : NEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan Padangan dan Sikap MUI tentang larangan bagi seorang Muslim untuk mengenakan atribut keagamaan nonmuslim, termasuk atribut Natal. Dalam keputusan tersebut, MUI menilai haram bila seorang muslim melakukan hal tersebut.

Lalu bagaimana sikap MUI jika seorang muslim mengucapkan selamat Natal terhadap umat Nasrani? Menurut Ketua Umum MUI, Ma'ruf Amin, soal ucapan Natal terhadap orang-orang yang merayakan Natal belum dibahas MUI.

Baca: Ketua Umum MUI Jelaskan Maksud Dikeluarkannya Fatwa Larangan Atribut Natal
Namun terkait perayaan ritual Natal oleh seorang muslim, Ma'ruf Amin mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan fatwa pelarangan untuk itu. "Itu sifatnya ritual, bukan ucapan," ujar Ma'ruf Amin kepada wartawan di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun