Mohon tunggu...
Saeful Ihsan
Saeful Ihsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Seseorang yang hobi membaca dan menulis resensi buku.

Selanjutnya

Tutup

Book

Sejarah Dunia yang Disembunyikan (4): Islam dan Puncak Evolusi Kesadaran

17 Maret 2023   18:25 Diperbarui: 17 Maret 2023   18:40 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: pixabay.com


Satu hal yang patut kita renungkan, pengajaran kuno mengajak kita merenungi bahwa evolusi bukanlah seperti Darwinian yang biologis, tetapi lebih kepada aspek spiritual. Kehidupan kosmos dari fase mineral ke tumbuhan ke hewan, yang mengalami evolusi adalah kesadaran.

Namun, jika sejarah versi pengajaran kuno adalah versi yang benar, tebuka, terlengkap, sementara versi yang lain banyak menyembunyikan kebenaran, maka dengan standar apa kita akan mengukur kebenaran itu? Apakah dengan cara mengakui tanda-tanda yang diajukan oleh pengajaran kuno, bahwa tanda-tanda itu ada di dalam kitab suci?

Misalnya dalam Alkitab pada Kitab Kejadian 6 ayat 1 - 5 tentang makhluk langit yang merendahkan diri menyukai anak-anak perempuan manusia. Atau Yesaya 14 ayat 12 tentang kejatuhan "putra sang fajar", yang dalam pandangan pengajaran kuno adalah venus, ada yang mengatakan bahwa putra sang fajar adalah Lucifer.

Atau mengatakan Jibril adalah malaikat bulan, perenung, lalu Allah (Tuhannya orang Islam) adalah dewa bulan, hingga berandai-andai mengatakan sebab itulah dasar pelaksanaan ajaran Islam berdasarkan pergerakan bulan, dan simbol Islam sendiri adalah bulan (sabit) dan bintang?

Atau barangkali kita akan ikut-ikut membenarkan bahwa planet-planet di masa lalu adalah person, seperti manusia, yang berperang, melindungi, berhasrat untuk menguasai dunia, membentuk tatanan dunia yang dipenuhi kegelapan, sedang sisi sebaliknya ada yang berperan sebagai protagonis?

Begitu juga dengan tokoh-tokoh yang hidup dalam sejarah, yang ditampilkan sebagai dewa-dewa dan iblis itu. Apakah Henokh, ataukah Idris, ataukah Hermes; Apakah Nuh, ataukah Dionysos, ataukah Utnapisthim, ataukah Ziusudra? Begitu juga dengan makhluk manusia berkepala ikan, apakah ia Horus ataukah Oannes?--mana yang benar?

Inkonsistensi semacam ini membuat kita mencurigai kebenarannya. Terutama terhadap planet-planet yang digambarkan sebagai person: Bumi adalah Dewi, Matahari pelingdungnya, dari kejahatan Saturnus yang dalam hal ini mewakili kekuatan jahat; setan. Seandainya benar person-person itu dulunya menjalankan peran seperti yang digambarkan, tentu akan rusak bagaimanakah tata surya kita semenjak dulu?

Namun, ketimbang mencari apa yang benar dari versi-versi itu, lebih mungkin bagi kita mencermati jalannya sejarah yang dimaksud. Jika pengajaran kuno memaksudkan evolusi makhluk kosmos adalah bergerak ke semakin tingginya kesadaran, yang cirinya adalah pikiran, maka evolusi paling puncak berada pada zaman Islam, yang dalam buku Jonathan Black ditaruh di bab 17--bukan pada bab terakhir.

Mula-mula orang Islam akan membantah jika tuhannya, Allah adalah dewa bulan. Kita bisa mencermati hal itu misalnya dalam kisah Ibrahim (salah seorang nabi Islam) yang mengingkari tuhan-tuhan terbit dan tenggelam. Islam akan selalu mengingkari tuhan-tuhan yang dapat dibayangkan (apalagi dilihat). Laa ilaaha illallah bermakna tidak ada Allah selain Allah itu sendiri, yang maha besar, yang tak dapat terlukiskan. Setiap apa yang dapat dipikirkan adalah Makhluk-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun