Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menelusuri Wawasan

20 November 2017   23:50 Diperbarui: 20 November 2017   23:55 1567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pusaka Madinah

Senin (20, November) Kita bicara tentang Menelusuri Wawasan. Pastilah dalam benak kita akan lahir banyak pertanyaan tentang apa itu menelusuri dan apa itu wawasan? saya rasa bukan satu pertanyaan saja kan? Masih banyak pertanyaan lainnya.

Kita mulai dengan " Menelusuri", menurut KBBI on line. Kata menelusuri adalah mengikuti (jejak, kehidupan dsb). Sedangkan "Wawasan"  adalah  tinjauan,  pamandangan, konsepsi cara pandang menurut KBBI.

Menurut bahasa jawa. Wawasan itu asal katanya wawas (mawas) mewawas (diri). Sekedar mengantar kita pada arti dua kata itu.

Bicara soal menelusuri wawasan adalah bicara tentang bagaimana kita mengikuti, pun menelusuri cara, dan pandangan hidup kita dalam keseharian. Banyak yang menyebutkan pandangan hidup adalah cita-cita atau sebuah tujuan yang menjadi target capai.

Bisa jadi, pandangan hidup ini adalah hal mendasar. Tepatnya saya sebut manusia memiliki pegangan hidup (menurut) keyakinan masing-masing, dan pandangan hidup yang harus mengarahkan kita kemana arah hidup akan dituju (capai).

Seperti negara indonesia memiliki falsafah (Pancasila) sebagai pegangan hidup dan UU 1945, sebagai segenab tujuan hidup Negara Indonesia. Dari hal itu, manusia dituntut memiliki pegangan dan pandangan hidup.

Bagaimana dengan menelusuri pandangan hidup? Bagaimana cara menelusuri wawasan?. Kita, saat ini tidak perlu memutar pun memeras isi kepala kembali ke seribu langkah yang sudah kita lewati. Mengapa?

Hanya perlu sedikit lebih serius dalam menelusuri, atau meninjau kembali pandangan kita tanpa harus balik ke titik nol. Titik nol ya!

Maksudnya menelusuri wawasan ini akan memperkuat kembali cara pandang kita dengan cara baru yang sesuai dengan kenyataan (Iklim, lingkungan,  aktvitas dan kenyataan, perspektif, ide, gagasan, cara berpikir dll)

Sekali lagi, mencoba untuk meneliti tujuan hidup kita adalah hal terpenting dari sekedar minum kopi atau chatting di media sosial. 

Kita bisa saja melakukan hal ini melalui banyak medianya. Misal, Sekolah, kampus, kantor, tempat nongkrong, jalan atau kamar, saya sebut tempat diatas itu sebagai medianya. 

Dari media itulah, kita mulai menelusuri wawasan kita. mungkin terjadi blunder, kacau, atau mati wawasan. Bahayakan?

Orang menyebutkan hal ini sebagai cita-cita, harus digapai, diraih atau didapati. Wajarkan kalau sebagai manusia normal dengan kadar berfikir baik tentang daya kreativitasnya yang bermanfaat untuk dirinya dan mungkin untuk orang lain.

Untuk dapat melakukan hal ini kita butuh sebuah keputusan yang pasti dan dan terencana, pun mengambik resikonya. Keputusan yang di maksd berkaitan dengan kaidah atau norma, nilai yang berlaku di tempat kita.

Sehingga keputusan kita menelusuri wawasan tidak bersifat semu atau menang sendiri, sebab kita adalah makhluk sosial.

Pada keputusan itulah kita dapat dengan jelas menemukan gambaran-gambaran wawasan kita baik yang hilang, yang ada atau masih dalam tahap proses. 

Demikian cara pandang kita akan terkoneksi, koreksi dan terkonstruksi dengan baik dan benar menurut standar manusia sehat dengan sifat keras, lunak maupun lemah.

Secara opsional, sebelum menutup tulisan ini, kita perlu melakukan beberapa tahap dalam menelusuri wawasan. Antaranya:

Satu, merespon secara emosional seluruh nilai dari aktvitas kita. Sekali lagi aktvitas kita bukan orang lain (Instrospeksi) diri.

Kedua;-menguasai sikap dan katakan semua akan bermakna positif. 

Ketiga;-memotivasi dorongan, ingin membaca nilai aktvitas kita untuk mendapat seberapa besar reaksi menelusuri wawasan dengan mudah, tepat dan wajar.

Pada prinsipnya, menelusuri wawasan adalah kebutuhan setiap manusia yang berakal agar tetap steril dalam pola tingkah, pola laku dan pola tindak kita.

Satu hal lagi yang penting, yakni dengan kesadaran penuh menolak yang namanya hidup asal-asalan. Karena kita, sekali lagi;-manusia (makhluk) siosial.

Yang dikemukakan diatas sebagai sebuah review untuk pribadi dan mungkin juga untuk siapa saja yang dengan besar hati membacanya. 

Semoga bermanfaat? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun