Mohon tunggu...
Hr. Hairil
Hr. Hairil Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Institut Tinta Manuru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Psikopat dan Pembunuh Berdarah Dingin

29 Oktober 2017   20:39 Diperbarui: 29 Oktober 2017   20:41 11151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Bukan hanya pria saja yang melakukan pembunuhan dengan cara sadis dan keji, wanita pun melakukan hal yang sama disebabkan mengidap suatu penyakit bernama Psikopat, sehingga mereka di kenal sebagai Pembunuh Berdarah Dingin"

Dalam dunia modern, orang-orang mengenal Pembunuh berdarah dingin sebagai penjahat mematikan. Membunuh dengan cara-cara sadis dan kejam tanpa ampun, tanpa merasa bersalah dan merasa biasa. 

Bicara tentang pembunuh berdarah dingin, pikiran kita biasanya tertuju pada sosok badut, dari warna yang mencolok dan gelagatnya sangat menakutkan dimata anak-anak. 

Gambaran Joker mungkin tidak lebih sebagai Psikopat dalam rentetan sejarah pembunuh berdarah dingin yang lebih dekat dan akrab dengan penggambaran pada sebuah ilustrasi jelas. 

Psikopat adalah sakit jiwa, makna secara harfiah yang asal katanya Psyche. Arti Psyche sendiri adalah jiwa dan Pathos atau lebih tepatnya Penyakit. 

Orang-orang yang mengidap penyakit psikopat, anti terhadap sosial atau lebih dikenal dengan Sosiopat. Perilaku orang yang mengidap penyakit tersebut sangat anti sosial dan merugikan siapa saja yang ada didekatnya dalam suatu lingkungan tertentu. 

Pada banyak artikel yang ditulis, orang-orang membedakan psikopat dengan sakit jiwa (gila). Sebab, perbedaannya terlihat manakala perbuatan orang yang sakit jiwa (gila) melakukan sesuatu yang merugikan atau mecerderai orang lain tanpa dia sadari. 

Sedangkan psikopat, orang yang mengidap kelainan jiwa ini. Melakukan suatu hal, atau perlakuan kekerasan, pembunuhan dan sejenisnya sepenuhnya disadari. 

Ada pula beberapa artikel, menjelaskan bahwa psikopat disebut sebagai orang gila tanpa gangguan mental. Psikopat, jauh berbeda dengan gila. Hal demikian dapat kita lihat pada realita yang terjadi. 

Dibanyak daerah, dimanapun orang-orang yang mengidap penyakit gila akan ditempatkan di rumah sakit jiwa, atau lebih ekstrim lagi didekap dalam penjara karena alasan ketakutan berlebihan dilingkungan masyarakat atas tingkah laku mereka. 

Kedua pengidap penyakit ini sama-sama memiliki resiko, tetapi banyak orang tidak dapat membaca atau menebak gejala serta ciri-ciri orang yang mengidap penyakit psikopat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun