Cinta tidak harus abadi untuk menjadi bermakna. Ada cinta yang hadir untuk menguatkan, meski akhirnya pergi.
Perpisahan bukan kegagalan, melainkan bagian dari hidup. Tidak semua kisah harus berakhir bahagia, tapi setiap kisah selalu meninggalkan jejak.
Masa muda adalah tentang keberanian. Berani gagal, berani mencoba, berani mencintai, dan berani melepaskan.
Bagi saya, Twenty-Five, Twenty-One bukan sekadar drama nostalgia era 90-an. Ia adalah kisah tentang kita semua yang pernah muda, yang pernah bermimpi besar, jatuh cinta, merasa gagal, lalu belajar berdamai dengan kenyataan. Drama ini mengajarkan bahwa hidup tidak selalu memberi akhir sesuai keinginan, tapi selalu memberi pelajaran.
Jadi, pertanyaannya apakah kita siap menghadapi hidup dengan segala manis dan pahitnya? Mungkin jawabannya ada dalam keberanian untuk terus melangkah, seperti Hee-do yang berlari di arena anggar, meski tidak tahu apakah ia akan menang atau kalah, ia hanya mengikuti kata gurunya dan focus untuk mempersiapkan penampilan terbaiknya.
Bagaimana denganmu? Apakah Twenty-Five, Twenty-One juga meninggalkan kesan mendalam saat kamu menontonnya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI