Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kecanduan Nonton Mukbang, Kok Bisa?

8 Maret 2021   19:37 Diperbarui: 10 Maret 2021   11:55 4394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mukbanger Boki (kiri) dan Chihun bersiap melahap gurita (doc.YouTube/ed.WS))

Cukup menakjubkan, memang, melihat bagaimana sosok imut YouTuber mukbang Moon Bok Hee nan cantik mampu menyikat habis berkilo-kilo daging perut babi, sebaki ayam krispi, sewadah besar ramyeon, plus berbagai pelengkapnya dalam durasi belasan menit di saluran video 'Eat with Boki'-nya. 

Kekaguman semakin merekah manakala menatap ukuran suap demi suap yang tergolong menggunung mampu dengan lancar jaya melewati bibir mungilnya tanpa mencederai lipstik merah membara yang terpoles rapi di sana. Jumlah followers di akunnya yang sudah melampaui angka 5 juta menunjukkan bahwa tayangannya memang diminati banyak netizen.

Jangan salah, Bok Hee yang populer dengan panggilan Boki itu bukanlah satu-satunya mukbanger dengan pengikut sampai berjuta-juta. Ada Stephanie Soo (2,4 juta pengikut), Nikocado Avocado alias Nicholas Perry (2,3 juta), Hamzy (5,8 juta), dan banyak lagi yang lainnya. Sebenarnya bagaimana asal-usul tayangan mukbang yang belakangan kian populer di berbagai benua ini?

Istilah "mukbang" merupakan campuran dari dua kata Korea muk-ja ('ayo makan') dan bang-song ('siaran') yang, sebagaimana dirilis situs citizenside.com, merujuk pada aktifitas menyiarkan secara langsung aktifitas orang yang sedang makan; biasanya dengan porsi makanan yang sangat banyak.

Berbagai sumber menyebutkan bahwa tayangan mukbang pertama kali merebak di Korea Selatan pada tahun 2010 dan pertama kali disiarkan secara langsung oleh jaringan Afreeca TV bertepatan dengan jam-jam makan warga setempat. 

Konsep awalnya adalah sang mukbanger menyantap hidangan melimpah sambil bercakap-cakap secara daring dengan para penontonnya dan bagi yang berkenan dipersilahkan untuk memberikan saweran daring seikhlasnya (CNN, 29 januari 2014). Kelak uang yang terkumpul akan diberikan pada mukbanger setelah dipotong penyiaran sebesar 30-40 persen oleh pengelola jaringannya.

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penggemar mukbang sehingga mampu menerobos jagad maya di seluruh dunia yang identik dengan aliran profit, banyak pengelola siaran digital seperti Twitch dan Youtube yang membuka segmen untuk tayangan ini. Skema monetasi serupa dengan berbagai modifikasi sesuai perkembangan jaman juga berlaku di kedua platform tersebut.

 Lantas kenapa banyak di antara kita menggemari, bahkan ada yang sudah sampai taraf mencandu, tayangan mukbang ini ?

"Kami pikir itu terjadi karena tiga alasan besar, yaitu meningkatnya jumlah warga yang hidup sendiri di Korea sehingga merasa kesepian, meluasnya tren pola hidup sejahtera (nyaman, sehat, bahagia), dan pola diet berlebihan yang dijalankan masyarakat Korea saat ini."Papar Koordinator Humas Afreeca TV Serim An pada CNN.

Orang Korea yang tengah berdiet ketat memuaskan rasa lapar dengan menyaksikan para mukbanger yang makan serakus-rakusnya seolah tak punya rasa takut akan kondisi kesehatan tubuh mereka. Cara masokhis untuk meredam hasrat untuk makan secara merdeka tanpa mengganggu diet yang dijalani.

Selain itu, menurut Profesor Sung-hee Park dari Divisi Studi Media Universitas Ewha sebagaimana dirilis CNN, pada dasarnya orang Korea memang benci makan sendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun