Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bermain Sambil Bekerja Ternyata Bagus untuk Bisnis dan Karir

19 Juni 2020   19:52 Diperbarui: 19 Juni 2020   20:33 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serius menrancang strategi bisnis sambil bermain lego (doc..mci.edu.au/ed.Wahyuni)

Pernahkah anda menghabiskan waktu berjam-jam untuk memecahkan suatu masalah namun terjebak dalam kebuntuan dan kemudian pergi untuk mencuci piring atau berjalan-jalan, lalu ... eureka, solusinya meletup muncul di kepala anda?

Tindakan melakukan sesuatu yang lain dengan melibatkan otak kita saat tengah diliputi problema nan rumit akan membantu kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Itulah ide di balik perusahaan teknologi Silicon Valley yang memiliki ruang permainan, meja biliar, dan papan-papan permainan yang tersebar di ruang istirahat. Mereka mengetahui lebih awal tentang nilai permainan dan bagaimana hal itu dapat mendorong lebih banyak pekerjaan kreatif.

Thomas Griffin, salah satu pendiri sekaligus Presiden OptinMoster yang juga pengusaha, investor, dan pakar perangkat lunak; menulis untuk Forbes tentang bagaimana kita bisa membawa lebih banyak permainan untuk bekerja dan menyelesaikan masalah bisnis dengan lebih baik.

Koneksi antara permainan dan pemecahan masalah adalah salah satu alasan Lego mengembangkan program "Serious Play". Para pemimpin bisnis menggunakan program ini untuk menumbuhkan kreativitas, berbagi, dan refleksi dalam individu dan tim di semua tingkatan organisasi, dan mereka telah menemukan bahwa proses kreatif membangun sesuatu dengan balok-balok Lego mendorong otak untuk bekerja secara berbeda dan membuka perspektif baru.

Anggapan konvensional bahwa bermain pasti akan merusak pekerjaan nampaknya sudah harus direvisi karena, menurut sebuah penelitian tahun 2013, bermain memungkinkan kita untuk memanipulasi objek atau gambar mental, membuat dan menjelajahi opsi imajiner, menulis cerita, dan banyak lagi.

Saat bermain Lego, segenap jajaran perusahaan bermain layaknya anak-anak untuk mengeksplorasi, belajar, dan mengembangkan proses kreatif , dan mereka dapat melakukan hal yang sama ketika memecahkan masalah sebagai orang dewasa.

Ketika bersama-sama membangun sebuah konstruksi gaya bebas menggunakan balok-balok Lego, peserta didorong untuk merangkul dan mendukung setiap ide yang muncul, tidak peduli dari mana asalnya.

Meskipun tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan bermain Lego, itu meletakkan dasar bagi setiap orang untuk berpikir tentang bekerja lebih kreatif dan mencapai tujuan bisnis mereka secara berbeda dari sebelumnya.

Namun sebelum membawa permainan apapun ke tempat kerja, pastikan anda berlatih dengan baik dan menguasainya secara optimal karena kegembiraan bermain terjadi saat kita akhirnya menguasai keterampilan dan bisa memenangkan tantangannya.

Contohnya, saat bermain tenis kita harus memasukkan bola tenis ke dalam kotak servis dengan sengaja. Mungkin kita harus mengubah cara menggenggam raket, mengubah pola lari, dan mencoba banyak hal sebelum berhasil secara konsisten mengendalikan servis sesuai kemauan.

Setelah merasa nyaman dengan mekanik di perusahaan, anda bisa fokus pada hal-hal lain dalam game rancangan anda dan mengembangkannya juga. Di tempat kerja, anda memerlukan kebebasan yang sama untuk bereksperimen dan berlatih sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran bisnis anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun