Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Botak Gara-gara Kebanyakan Lembur

28 Oktober 2019   09:17 Diperbarui: 28 Oktober 2019   09:24 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jam kerja yang panjang memicu stres dan akhirnya berdampak pada munculnya kebotakan (doc.express.co.uk/ed.Wahyuni)

Tahukah anda bahwa jam kerja yang panjang bisa menggandakan peluang untuk menjadi botak ? Setidaknya itulah yang ditemukan oleh para peneliti di Korea Selatan dalam sebuah studi yang dilakukan untuk mengamati hubungan antara jam kerja dan kerontokan rambut pada pria beberapa waktu lalu (Daily Mail, 22 Oktober 2019).

Para peneliti dari Sungkyunwan University School of Medicine di Seoul (Korea Selatan) melakukan penelitian terhadap 13,391 pria yang berumur antara 20-59 tahun selama periode 2013-2017. Mereka membagi para responden ke dalam tiga kelompok, yaitu 'normal' (bekerja selama 40 jam seminggu), 'panjang' (bekerja sampai maksimal 52 jam seminggu), dan 'lebih panjang' (bekerja lebih dari 52 jam seminggu).

Ilmuwan-ilmuwan tersebut mendapati bahwa pria yang bekerja lebih dari 52 jam seminggu di kantor akan mengalami kerontokan rambut dua kali lebih cepat dibanding pria yang bekerja kurang dari 40 jam seminggu. Mereka menyatakan bahwa stres akibat kebanyakan kerja dan tidak cukup waktu untuk sekedar istirahat ringan di antara padatnya aktifitas di tempat kerja adalah dua penyebab utamanya.

Riset yang melibatkan lebih dari 13,000 pekerja pria tersebut dipercaya sebagai studi pertama yang secara spesifik mencari dampak jam kerja yang panjang terhadap rontoknya rambut. Berbagai perubahan level hormon yang terjadi selama stres berlangsung bisa menjadi malapetaka pada sejumlah bagian tubuh. Saat hormon-hormon ekstra terbentuk, maka pola pertumbuhan kantung-kantung rambut (folikel) di kulit kepala jadi terhambat.

Sejumlah penelitian terdahulu menunjukkan bahwa, entah kenapa, stres menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel tersebut. Selain itu stres juga mendorong rambut secara prematur masuk ke fase katagen alias 'fase istirahat' yang merupakan akhir dari masa pertumbuhan aktif rambut. Tidak adanya rambut yang tumbuh akibat situasi di atas menyebabkan rambut-rambut lama berguguran dengan meninggalkan zona kebotakan di tempat mereka sebelumnya tumbuh.

Hasil penelitian di atas mendorong para akademisi mendesak para pembuat kebijakan untuk membatasi jumlah jam kerja bagi para karyawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun