Mohon tunggu...
sabrina puteri
sabrina puteri Mohon Tunggu... mahasiswa

Saya adalah pribadi yang kreatif dan antusias dalam dunia visual, khususnya di bidang editing dan fotografi. Ketertarikan saya pada bidang ini berawal dari hobi, lalu berkembang menjadi passion yang saya tekuni hingga sekarang. Saya menikmati proses mengolah gambar dan video agar memiliki cerita dan nilai estetika yang kuat. Selain itu, saya juga mulai tertarik pada dunia penulisan, saya mencoba untuk menulis beberapa tulisan dan ingin dipublikasikan. Bagi saya, berkarya adalah tentang menyampaikan pesan dengan cara yang menarik dan bermakna. Saya senang belajar hal-hal baru, terbuka terhadap masukan, dan selalu berusaha memberikan hasil terbaik dalam setiap proyek yang saya jalani.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjuangan yang Berbuah Takdir Indah

18 Juni 2025   15:17 Diperbarui: 18 Juni 2025   15:17 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover Hilmy Milan (Sumber: goodreads)

Identitas buku

Judul        : Hilmy Milan 

Penulis    : Nadia Ristivani 

Penerbit  : Bukune

Cetakan   : Juni 2022

Tebal        : 300 halaman

ISBN          : 978-602-220-423-7 

Pernahkah seseorang mencintai secara diam-diam, bukan karena takut, tetapi karena mengerti bahwa cinta sejati tak selalu harus dimiliki? Cinta yang demikian bukanlah kelemahan, melainkan bentuk cinta tertinggi. Inilah yang tergambar jelas dalam sosok Hilmy, tokoh utama dalam novel Hilmy Milan karya Nadia Ristivani. Novel ini tidak sekadar menceritakan kisah percintaan remaja pada umumnya, melainkan menghadirkan perjalanan emosional yang dekat dengan realitas kehidupan anak muda masa kini. Dengan gaya bahasa yang ringan namun menyentuh, pembaca diajak memahami makna mencintai dalam bentuknya yang paling murni yaitu memberi tanpa menuntut. 

"Bagi Hilmy, seni mencintai tertinggi manusia adalah tak berharap. Tak berharap mendapat timbal balik atas cintanya, tak berharap untuk jadi saling memiliki, tak berharap yang dicintai tak mencintai orang lain. Yang dilakukan hanya mencintai. Itu saja. Hanya orang-orang hebat yang mampu melakukannya, dan Hilmy merasa hebat untuk itu." Kutipan tersebut tidak hanya memperkuat karakter Hilmy sebagai tokoh utama, tetapi juga menjadi inti pesan moral novel ini. Bahwa cinta sejati adalah tentang ketulusan dan penerimaan, bukan tentang memiliki. 

Keunikan Hilmy Milan ada pada gaya bahasanya yang ringan dan mengalir, tetapi tetap menyentuh emosi pembaca. Novel ini bercerita tentang romansa dua sejoli yang berlatar belakang di perguruan tinggi. Novel ini mengangkat tema cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri. Tema-tema tersebut membuat ceritanya terasa menarik dan dekat dengan kehidupan remaja masa kini. Saat membaca novel Hilmy Milan, pembaca akan merasakan cerita yang hangat dari setiap interaksi tokohnya dan banyak momen relevan dengan kehidupan sehari hari, novel ini juga memberikan kesan yang mendalam. 

Kisah ini dibuka dengan memperkenalkan Milan, satu-satunya anak perempuan di keluarga mafia Camarro, serta Hilmy, pria yang diam-diam menaruh hati pada Milan dan merupakan sahabat adik kembar Milan, yaitu Marcello. Menyadari bahwa Milan bukan tipe perempuan yang dapat didekati secara langsung, Hilmy pun memilih cara pendekatan yang kreatif dan tidak mencolok, demi menjaga jarak namun tetap mendekatkan diri.   

Melalui berbagai "kebetulan" yang sengaja diciptakan, Hilmy berhasil mendekati Milan. Dari belajar bersama hingga memberi perhatian kecil di saat penting, Hilmy perlahan membangun kedekatan yang tak disadari Milan. Namun segalanya berubah ketika Milan tanpa sengaja menemukan catatan rahasia Hilmy yang berisi tentang dirinya.   

Setelah perasaannya diketahui, Hilmy mulai bersikap lebih terbuka kepada Milan. Perlahan, Milan pun luluh dan mulai menunjukkan sisi rapuhnya, sesuatu yang jarang ia perlihatkan karena latar belakang keluarganya yang keras. Tumbuh di lingkungan yang kaku dan penuh tekanan membuat Milan terbiasa menekan emosinya, seperti yang ia katakan, "Semakin gue rasain, bakal semakin berat. Jadi gue lepas. Gue biarin perasaan gue kosong." Namun, seiring berjalannya waktu dan kebersamaan yang terjalin, hubungan mereka pun semakin erat. Hubungan yang awalnya sepihak perlahan berkembang menjadi perasaan yang saling berbalas. 

Ketika hubungan mereka semakin serius, Hilmy harus menghadapi tantangan dari keluarga Milan yang sangat protektif. Ia diuji oleh ketiga kakak Milan untuk membuktikan kesungguhannya. Meski tidak mudah, Hilmy berhasil melalui proses itu dengan ketulusan, hingga akhirnya mendapatkan restu dan kepercayaan dari keluarga Camarro. 

Selain dari isi ceritanya, salah satu kelebihan "Hilmy Milan" terletak pada desain sampulnya yang unik, menampilkan gambar ikan di dalam akuarium. Hal ini sukses menarik perhatian pembaca sejak awal, menimbulkan rasa penasaran tentang apakah novel ini berkisah tentang sepasang ikan? ataukah memiliki makna tersirat lainnya. Selain itu, gaya bahasa yang digunakan terasa ringan, mengalir, dan mudah dipahami, sehingga membuat pembaca nyaman saat menyelami kisah Hilmy dan Milan. Alurnya yang tidak membosankan serta cerita yang dekat dengan realitas percintaan remaja masa kini menjadikan novel ini semakin menarik untuk dibaca. 

Hilmy Milan tidak hanya kisah cinta klise remaja di perguruan tinggi. Ia mengajarkan bahwa mencintai bukan selalu soal "memiliki". Seperti kata Hilmy "Gue percaya, suka sama orang itu nggak melulu soal timbal balik." Yang menjelaskan bahwa perasaan mencintai terkadang cukup dengan kehadiran, kepedulian, dan selalu ada ketika dibutuhkan. Meski kuat dalam membangun emosi, akan lebih menarik jika novel ini juga menghadirkan konflik yang lebih intens atau memperdalam latar mafia Camarro agar cerita makin kuat. Walau begitu, novel ini tetap layak dibaca oleh siapa pun yang sedang belajar mencintai terutama mencintai tanpa syarat. 

Secara keseluruhan, Hilmy Milan adalah novel remaja yang berhasil menghadirkan kisah cinta yang tulus, hangat, dan penuh makna. Melalui karakter Hilmy, pembaca diajak memahami bahwa mencintai tidak selalu berarti memiliki, melainkan tentang kehadiran, kepedulian, dan penerimaan tanpa syarat. Gaya bahasa yang ringan namun emosional, alur yang mengalir, serta tema yang relevan menjadikan novel ini mudah diterima oleh pembaca dikalangan anak muda. Meski dapat dikembangkan lebih jauh melalui eksplorasi konflik atau latar belakang keluarga Camarro, kekuatan utama novel ini tetap terletak pada kedalaman pesan tentang cinta dan ketulusan. "Hilmy Milan" bukan hanya bacaan yang menghibur, tetapi juga renungan lembut tentang makna mencintai dalam bentuknya yang paling murni. 

Hilmy Milan cocok dibaca oleh remaja yang sedang mencari makna cinta sejati dan ketulusan. Novel ini tak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyentuh emosi dan mengajak pembaca merenungkan makna cinta yang sesungguhnya, cinta yang memberi tanpa harus memiliki.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun