Mohon tunggu...
Sabriena Aisyah Putri
Sabriena Aisyah Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengungsi Suriah Mendapat Perlakuan Berbeda di Eropa Dibanding Pengungsi Ukraina

3 Maret 2023   08:45 Diperbarui: 3 Maret 2023   08:49 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengapa yah, pengungsi dari Suriah dan negara Arab lainya diperlakukan berbeda di Eropa dibandingkan pengungsi dari Ukraina ? 

Jumlah warga Ukraina yang tinggal di Eropa tidak sedikit. Di Polandia sebelum perang saja ada 1,2 juta warga Ukraina. Jerman dan Prancis masing-masing memiliki lebih dari 200.000 ribu. Banyak orang Ukraina memiliki bisnis kecil seperti kafe, salon, dan binatu. Jadi, orang Ukraina bukanlah orang asing, tetapi bagian sehari-hari dari masyarakat Eropa. Mereka  juga memiliki budaya dan sejarah yang mirip. Negara ini pernah menjadi bagian dari Uni Soviet tetapi merdeka pada 1990-an. Secara linguistik, ada beberapa kesamaan dengan tata bahasa 11/12, meskipun mereka termasuk dalam rumpun bahasa yang sama. Jalanan Ukraina dan Polandia juga serupa (Krushchyovka dan Breznevska) karena standar desain arsitektur era Soviet.

Pada saat yang sama, coba kita membandingkan dengan pengungsi dari Suriah. Mereka berasal dari Timur Tengah, Jauh berbeda dari segi agama, nilai dan budaya 180 Eropa. Berkomunikasi dan bersosialisasi dengan penduduk setempat sangat sulit, karena mereka harus beradaptasi dengan norma setempat terlebih dahulu. Ya, mereka jelas diperlakukan berbeda. Karena sudah menjadi sifat manusia untuk lebih ramah kepada yang akrab daripada kepada orang asing.


Jika kita telaah negara mana yang memiliki banyak pengungsi ?

Merujuk pada data yang dipublikasikan Office of the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), negara penerima pengungsi terbanyak adalah:

  • Turki (3,7 juta)

Turki terus menjadi menampung pencari suaka terbesar di dunia. Jumlah orang yang terpaksa mengungsi akibat konflik, kekerasan, dan penganiayaan di seluruh dunia telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Menurut laporan UNHCR 2020, Turki saat ini menampung sekitar 3,7 juta pengungsi.

Pada bulan April 2013, undang-undang suaka pertama Turki, Undang-undang Orang Asing dan Perlindungan Internasional, disahkan oleh Parlemen dan mulai berlaku pada tanggal 11 April 2014. Undang-undang menetapkan pilar utama sistem suaka nasional Turki dan menetapkan Direktorat Jenderal Manajemen Migrasi (DGMM) sebagai badan utama yang bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan dan prosedur bagi semua orang asing di Turki.

  • Kolombia (1,7 juta)

Menurut Badan Pengungsi PBB, pada tahun 2021, setidaknya 1,7 juta pengungsi tinggal di Kolombia, kebanyakan dari Venezuela. Negara berencana untuk memberikan status hukum kepada pengungsi dari Venezuela yang telah melarikan diri sejak 2016, lapor The Conversation. Ini bertujuan untuk melindungi hak-hak pengungsi dalam banyak hal, dari ekonomi hingga hukum.

  • Pakistan (1,4 juta pengungsi)

Pakistan juga merupakan salah satu negara yang menampung banyak pengungsi dari luar negeri, terutama dari Afghanistan. Selama 10 hingga 20 tahun terakhir, konflik internal di Afghanistan telah memaksa banyak orang mengungsi ke negara tetangga. Lagi pula, ada 1,4 juta pengungsi di Pakistan. Angka ini tidak termasuk mereka yang kembali dari Pakistan bertahun-tahun lalu dengan bantuan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.

Catatan Kaki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun