Mohon tunggu...
Sabila Khadijah
Sabila Khadijah Mohon Tunggu... Jurnalis - MC-Writter-Public Speaker-Urban and Regional Planning Student

Urban and Regional Planning Student | Freelance Writter | Campus Ambassador Sebelas Maret University 2018 | Mbak Teknik 2018 | Being MC, Writter, and Public Speaker since 2010 | Hi, Please feel free to contact me by: LinkedIn&Instagram : sabilakhadijah | | Email: sabilakhadijah212@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demografi dan Infrastruktur, "Pasangan Tak Terpisahkan"

14 Agustus 2019   15:28 Diperbarui: 14 Agustus 2019   15:35 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi penumpang kereta Prambanan Ekspres saat antri masuk di Stasiun Balapan, Surakarta, Sabtu (15/12/2018).(Sumber: Sabila Khadijah)

Laporan PBB yang dirilis pada bulan April lalu memprediksi populasi dunia pada tahun ini akan mencapai 7,7 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,6 miliar orang. Diwartakan kantor berita Xinhua, PBB juga memproyeksikan jumlah penduduk dunia akan mencapai 9,7 miliar pada 2050. 

Angka itu akan terus bertumbuh hingga menjadi sekitar 11,2 miliar pada akhir abad ini. Laporan itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada sesi substantif ke-52 Komisi PBB tentang Kependudukan dan Pembangunan. 

Di sisi lain, berdasarkan data Worldometers  Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 269 juta jiwa atau 3,49% dari total populasi dunia. Indonesia berada di peringkat keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia setelah Tiongkok (1,4 miliar jiwa), India (1,3 miliar jiwa), dan Amerika Serikat (328 juta jiwa).

Akibatnya, dalam beberapa dekade terakhir pembangunan yang dilakukan kemudian mulai menyesuaikan potensi dan kondisi penduduk yang ada. Penduduk dijadikan sebagai titik sentral dalam proses pembangunan. Penduduk pun dijadikan sebagai isu yangg sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional, yaitu subjek sekaligus objek dalam pembangunan. 

Pembangunan dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk baik kualitas fisik maupun non fisik. Penduduk seolah menjadi pusat seluruh kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Keadaan penduduk di masa lampau, saat ini, dan mendatang menjadi sangat berpengaruh terhadap dinamika pembangunan. Salah satunya yaitu infrastruktur.

"Bangunan Infrastruktur masih menjadi fokus dari bapak Presiden kita yang sekarang untuk kita dapat menuju bangsa yang akan tinggal landas di 2045" ujar Anita Eko Susetyowati, Sekjen Kementerian PUPR pada pembukaan "Millenial Campaign Infrastruktur" (Rabu, 14/8/2019).

Kondisi lalu lintas Perempatan Tugu Yogyakarta saat sore hari, Jalan Jenderal Sudirman, Yogyakarta, Minggu (4/11/2019).(Sumber: Sabila Khadijah
Kondisi lalu lintas Perempatan Tugu Yogyakarta saat sore hari, Jalan Jenderal Sudirman, Yogyakarta, Minggu (4/11/2019).(Sumber: Sabila Khadijah
Tidak banyak yang mengetahui bagaimana demografi dan infrastruktur seolah menjadi pasangan tak terpisahkan. Struktur dan persebaran penduduk seolah menjadi hal pokok. Struktur penduduk di suatu wilayah ini kemudian dikelompokkan menjadi biologis (jenis kelamin dan umur), sosial (status perkawinan dan pendidikan), ekonomi (status pekerjaan, lapangan pekerjaan, pendapatan, pengeluaran), rumah tangga (jumlah anak, ukuran keluarga, hubungan dengan kepala rumah tangga), serta budaya (agama, bahasa dan suku bangsa). 

Bukan hanya itu, persebaran penduduk juga dibagi menjadi wilayah administrasi dan geografis. Itulah mengapa analisis struktur dan persebaran penduduk erat kaitannya dengan infrastruktur. Dalam pelaksanaannya, kita mengenal berbagai istilah-istilah umum seperti kepadatan penduduk. piramida penduduk, proyeksi penduduk, rasio ketergantungan . 

Misalnya saja, data mengenai umur sangat diperlukan untuk proyeksi: proyeksi jumlah rumah tangga, proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksi angkatan kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyeksi kebutuhan pangan dan sebagainya.

Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin, diperlukan untuk perencanaan berbagai kegiatan termasuk salah satunya adalah penyediaan infrastruktur. Sedangkan analisis persebaran penduduk menurut geografis dan adminsitrasi diperlukan untuk mengetahui  ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk mengetahui daya dukung suatu wilayah. Bagaimana bisa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun