Mohon tunggu...
sabila sufi
sabila sufi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalis Lepas

Jurnalis Lepas dan merupakan mahasiswa ilmu komunikasi UMY

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tadi Sore Masih Sehat, Kok Malam Ini Sudah Innallilahi

26 Juli 2021   15:08 Diperbarui: 26 Juli 2021   15:18 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Dok ini bagaimana tadi sore masih video call dengan saya, sekarang (malam) kok sudah Innallilahi (meninggal)" ujar salah satu keluarga korban yang meninggal di RS Sardjito pada (3/7). Sabtu (3/7) tercatat pada hari itu terdapat kurang lebih 63 pasien meninggal dunia di RS Sardjito dalam kurun waktu sehari. Hal ini terjadi dikarenakan faktor habisnya oksigen sentral rumah sakit tersebut. Sempat disangkal serta dilabeli hoax oleh kepolisian, namun akhirnya terbukti benar.

Menipisnya stok oksigen di rumah sakit rujukan utama untuk daerah Jawa Tengah dan D.I.Y dikarenakan lonjakan  kasus covid-19.  Ini tidak terjadi di RS Sardjito saja, namun di semua rumah sakit saat ini sedang mengalami krisis oksigen. Pada (3/7) RS Sardjito sadar akan penurunan oksigen pada pukul 16.00 WIB dan akan habis pada pada pukul 18.00 WIB. Dari Sardjito sendiri sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menghubungi berbagai pihak untuk memasok oksigen kembali ,akan tetapi oksigen paling cepat sampai pada hari Minggu pada pukul 12.00 WIB.

Salah satu penyintas memberikan kesaksian bahwa malam itu rumah sakit  memang sedang  kritis oksigen. Sejak sore  penyintas dikabari bahwa oksigen menipis, dan diminta dari umah sakit untuk melepas oksigen dikarenakan menurut RS korban sudah sehat dan diajari bagaimana bernafas dalam. Bahkan menurut penyintas, banyak keluarga pasien yang akhirnya berinisitatif membawa oksigen sendiri untuk menyuplai oksigen para pasien. Penyintas juga menuturkan ada banyak korban meninggal yang belum dipindahkan ke forensik pada hari Minggu karena harus menunggu antrian terlebih dahulu. Penyintas lainnya juga menuturkan, bahwa malam itu sangat mencekam, mereka harus tidur berdampingan dengan mayat-mayat.

Keluarga korban yang ikut menjaga malam itu turut menuturkan, tidak ada pemberitahuan bahwa pasokan oksigen drop, hanya diberitahu bahwa ada masalah pada mesin oksigen.  Akhirnya terpaksa memakai oksigen tekanan biasa, bukan tekanan tinggi. "Waku itu ada suara tiit,tiit,tiit, dari mesin oksigen"ujar Bary, anggota keluarga korban meninggal. Bary juga menggungkapkan bahwa dokter yang jaga pada malam itu mengatakan padanya bahwa ada sedikit masalah. Namun suara itu menjadi beriringan dengan suara-suara mesin oksigen yang lain.

Lonjakan kematian terjadi pada pukul 20.00 WIB-07.00 WIB dengan rentang waktu yang berdekatan. Kematian paling banyak terjadi pada pukul 00.01-01.00 WIB yaitu sebanyak  9 kasus. Banyakkorban  yang menyakini ini dikarenakan adanya krisis oksigen karena pada waktu itu datang berpuluh-puluh tabung oksigen dari polda DIY, dilihat di tabung tersebut terdapat label polda DIY. Data yang diumunkan oleh RS sakit pun berbeda dengan data yang ada dilapangan, dari RS mengumumkan ada 33 kasus kematian pada hari itu, namun faktanya hari itu terdapat 63 kasus kematian.

Lonjakan kematian ini menjadi penanda, apakah Indonesia masih baik-baik saja saat ini ?. Serta menjadi evaluasi untuk semua rumah sakit, pemerintah dan juga masyarakat. Apabila banyak rumah sakit tidak menolak-nolak pasien mungkin hal ini tidak terjadi. Apabila pemerintah bisa lebih peka mungkin, Bary saat ini masih bisa bersama ibunya. Apabila masyarakat bisa menaati protokol kesahatan, mungkin kelangkaan oksigen bisa ditanggulangi. Mungkin untuk sebagaian orang data tersebut hanya sebuah angka, namun bagi keluarga yang ditinggal itu lebih dari sekedar angka, bagaimana tidak, yang tadinya baik-baik saja saturasi oksigen perlahan membaik, akan tetapi malamnya berjuang menghadapi maut, dan akhirnya gugur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun