Mohon tunggu...
sapto suhardiyo
sapto suhardiyo Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Seorang yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pengrajin Sapu Gelagah, Beromset 50 Jutaan Sebulan

14 Oktober 2021   08:49 Diperbarui: 14 Oktober 2021   08:55 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Sirau merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Karangmoncol Kabuaten Purbalingga Jawa Tengah, Wilayah yang berbukit pada ketinggian 750 - 950 MDPL berhawa sejuk. Mata pencahariaan sebagian warganya adalah bertani dan mengelola hasil pertanian salah satunya adalah kerajinan sapu Gelagah Arjuna

Bahan baku sapu yakni Gelagah Arjuna didapatkan dari bertani disekitar hutan rakyat milik perhutani dengan sistem bagi hasil, yakni patani mengelola hutan pinus dengan cara tidak menebang pohon sembarangan dan petani menamaminya lahan dibawah hutan.

Dari hasil gelagah ini dibuat sapu pemersih rumah, yang dijual bukan hanya di wilayah Purbalingga, namun sudah diekspor ke luar daerah seperti Bandung, Cimahi, Tasikmalaya dan Kabupaten sekiar seperti Banyumas, Pemalang dan Banjarnegara Omset sebulan satu pengrajin bisa mencapai 50 juta rupiah, dengan jumlah produksi sehari bisa mencapai 1.000 buah sapu, siap pakai.

Sapu Sirau dijual sekitar 7 ribu-8 ribu rupiah, sapu Sirau memang lebih murah dibandingkan dengan produk-produk sapu lainnya. Hal tersebut dikarenakan bahan baku ditanam sendiri oleh para pengrajin sapu. Sehingga bahan baku tidak dihitung sebagai modal, hanya gagang sapu dan tali, pewarna  serta tenaga kerja yang dihitung sebagai modal.

Harga membuat satu sapu dihargai seribu rupiah, pengrajin yang sudah terampil satu harinya bisa mendapatkan 1.000 buah sapu. Sehingga rata-rata upah buruh pembuat sapu sekitar seratus ribu rupiah. Dan disana sudah dikasih makan dan minum sama pemberi upah, kadang kalau pesanan melimpah sehingga dilakukan secara gotongroyong antar para pengrajin.

Dokpri
Dokpri

Satu pengrajin bisa memperkerjakan sebanyak 10 orang buruh pembuat sapu. Dari tanaman Gelagah Arjuna yang tumbuh subur dibawah, pohon-pohon pinus bisa membuat geliat pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Masyarakatpun sudah banyak yang mempunyai kendaraan roda empat yang digunakan untuk mengangkut hasil sapu untuk dijual ke luar daerah.

Dirun salah satu Bos Sapu di Sirau yang sekaligus sebagai kepala desa tersebut mengatakan awal pendemi agak perpengaruh terhadap pendapatan para pengrajin, namun sakarang sudah mulai stabil. Sehingga geliat perekonomian warga Sirau mulai begerak dan harapannya bisa menopang untuk kesehariannya.

Walaupaun bahan baku melimpah namun jika saat paceklik, menurut Dirun bahan baku bisa melambung tinggi, sehingga sama untuk menjaga harga Glagah Arjuna tetap stabil, Pemdes Sirau menggerakan Bumdes untuk melakukan pembelian Glagah Arjuna saat panen dan menjualnya saat tidak musim panen.

Satu kuintal glagah arjuna  jika panen sekitar 800 ribu rupiah dan jika musim paceklik bisa mencapai 1,5 juta rupiah. Sebelum dibuat sapu glagah arjuna harus di keringkan dulu sampai benar-benar kering kemudian dipilah dan dipotong sesuai dengan besarnya sapu yang akan dibuat. Semakin lama glagah arjuna disimpan maka semakin baik kualitasnya, namun jangan sampai terkena air hujan atau terlalu lembab, karena bisa rusak dan berjamur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun