Mohon tunggu...
sapto suhardiyo
sapto suhardiyo Mohon Tunggu... Penulis - Laki-laki

Seorang yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Rudi Kopi Holic, Petani Kopi Milenial

3 Agustus 2020   14:36 Diperbarui: 6 Agustus 2020   12:28 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube Inspirasiku

Rudi Kopi Holic, Petani Kopi Milenial

Rudi atau lebih dikenal dengan Rudi Kopi Holic, merupakan seorang pemuda yang mendarma baktikan hidupnya untuk bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, khusunya petani kopi. Sebagaimana diketahui bersama, tingkat kesejehteraan petani selama ini belum sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan.

Mereka masih menggunakan pola lama dalam mengelola baik pra produksi, pasca produksi dan pemasarannya. Contohnya adalah pemetikan secara jotos (ijo atos) yakni memetik kopi walapun belum merah (masih hijua) yang penting sudah keras tetap dipetik. Dengan sistem petik ini berakibat menurunkan kualitas kopi.

Yang selanjutnya menggunakan pola tanamklasik, yakni pohon kopi dibiarkan menjulang tinggi sehingga dalam pemetikan mengalami kesulitan. Kemudian didalam penjemuran tidak menggunakan tatakan, digelar begitu saja diatas tanah sehingga bau tanah melekat pada kopi.

Mainset inilah yang mau dirubah secara perlahan oleh Rudi agar tingkat kesejahteraan petani kopi meningkat. Mulai dari peremajaan tanam dengan sistem sambung batang dengan kopi yang berkualitas, pemupukan yang berimbang dengan pupuk kandang, pencegahan hama khususnya penggerek pucuk batang.

Kemudian pengolahan kopi yang berkualitas, yakni dimulai dengan petik merah, penyortiran biji kopi, pola penjemuran dengan sistem natural, slow natural, wine. 3 pola penjemuran ini bisa menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda.

Setelah itu pacacking dan sistem pemasaran, Rudi setiap malam harus keluar masuk kafe (kedai kopi) untuk cuping. Yang namannya jualan tidak mesti diborong, namun rata-rata semalam bisa menjual 3-5 kg kopi jawa berbagai varian, baik yang natural, slow natural maupun wine.

Rudi dengan kopi yang sama bisa menjual kopi jawa satu kilonya bisa 50 ribu rupiah, namun petani hanya bisa menjual 12 ribu saja itu pun sudah mentok. Pengelolaan kopi yang berkualitas yang menimbulkan selisih harga mancapai 5 kali lipat, kalau ini dilakukan oleh semua petani sungguh sangat menguntungkan.

Ilmu yang dipelajari Rudi semuanya dari otodidak, yakni melihat youtube dan masuk dalam grup petani kopi seluruh Indonesia. Setiap malam tak pernah absen untuk melihat tutorial dari para mentornya, dikarenakan siang hari harus bekerja di kebunnya. Kalau dulu setelah ke kebun badannya pegel-pegel, sekarang jika tidak ke kebun sehari saja tubuh pegel-pegel.

Kebunnya yang satu lagi memang agak jauh dari rumah, dengan posisi di bukit dan belum bisa dilalui oleh kendaraan, sehingga membutuhkan ekstra tenaga yang kuat. Rudi bercerita untuk melakukan pemupukan pohon kopinya harus memanggul satu karung kompos dengan waktu tempuh selam 30 menitan dari rumah. "Sungguh melelahkan, namun karena dilakukan dengan senang kita tetap enjoy saja" katanya.

Selain fasih dalam pengelolaan kopi walaupun bukan sarjana pertanian, hanya lulusan SMA saja , Rudi juga merupakan seorang barista, walaupun sampai saat ini belum mengantongi sertifikat barista. Dianya bisa mengetahui bagaimana caranya agar cita rasa khas kopi itu muncul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun