Mohon tunggu...
Sobran Holid
Sobran Holid Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pelaku usaha yang mengharapkan Indonesia lebih ramah terhadap rakyat kecil. toko onlinehttps://www.bukalapak.com/u/holids https://www.bukalapak.com/u/holids jangan lupa mampir bagi kompasianer dan pembaca yang membutuhkan sparepart motor .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenapa Partai Kesulitan Cari Caleg?

20 Juli 2018   20:34 Diperbarui: 20 Juli 2018   21:03 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
radarkediri.jawapos.com

Bagi sebagian partai terutama partai-partai gurem atau partai baru tidak mudah memenuhi ketentuan Bacaleg (bakal calon legislative), menjadi sebuah Tanya, kenapa dan ada apa?

Berdasar release KPU partai-partai Baru yaitu berkarya, partai Garuda, PKPI tidak mampu memenuhi Baceleg untuk seluruh propinsi kabupaten kota seluruh Indonesia, bahkan dikabupaten Bandung tidak ada satupun caleg PKPI .  

Gerilya pengurus PKPI untuk mencari caleg di kabupaten Bandung gagal total, bahkan pengurusnya pun tak ada satupun menjadi caleg, karena memang secara infrastruktur PKPI sangat minim dan menjadi Tanya buat KPU masa iya partai ini bisa lolos dari proses veripikasi.

Bahkan beberapa partai Mapan juga kesulitan untuk memenuhi kauto caleg disetiap propinsi kabupaten kota seluruh Indonesia, apalagi ketentuan caleg perempuan minimal 30 persen.

Hanya untuk memenuhi ketentuan beberapa partai menempatkan baceleg parempuan tanpa latar belakang politik, tapi asal tempatkan hanya untuk sekedar memenuhi ketentuan KPU, bahkan itu terjadi di kabupaten dan kota Bandung.

Kondisi ini menunjukan minat masyakarat terhadap partai politik  kian rendah, sikap apatis wajar, karena pemberitaan yang terus menerus atas tertangkapnya politisi mennyebabkan para politikus mendapat "stigma" negative.

Sisi lain tidak Nampak ada sesuatu yang baru dari parpol baru dan lama , selalu ada sisi gelap dan banyak pertanyaan akan pelaksanaan dari tujuan partai  yang ada, terutama pengurus partai yang selalu banyak bayang-bayang negative dari beberapa pengurusnya, terutama masalalunya, baik itu PSI, Partai Garuda dan Perindo.

Ditambah pada saat kampanye terutama legislative, bukan adu ide yang utama, tetapi adu kuat duit, sehingga ini membuat masyakarat bersikap pragmatis, siapa yang bisa beri duit besar maka dia dipilih, kemudian para politisi juga bersikap bahwa yang penting adalah logistic akibatnya pada saat menjabat menjadi anggota DPRD DPR bahkan gubernur dan Bupati yang dikejar adalah mengejar kekayaan, disamping untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan, menambah asset dan modal kampanye berikutnya.

Inilah akibatnya, proses yang terjadi ini sangat merugikan bagi bangsa, karena jika para politisi mengumbar dana dan tidak mengumbar ide, maka tujuan dari sebuah bangsa untuk menciptakan keadilan, kesejahteraan bagi seluruh Indonesia akan semakin jauh dari harapan

Pileg 2019 idealnya menjadi titik balik bagi perjalanan bangsa ini jika kita ingin mencapai tujuan bangsa ini, jika tidak maka bangsa ini akan stagnan.

Sayangnya dari komposisi caleg DPR RI banyak partai hanya berpikir pragmatis, bisa kita lihat partai NASDEM  dan partai laiinya mengumpulkan artis hanya untuk merebut kursi berdasar popularitas, bahkan akuisisi terdengar jelas terhadap artis dan anggota DPR RI  agar menjadi caleg nasdem   bukan isu tetapinyata. Ini menunjukan partai malas mengkaderisasi berjenjang sehingga muncul politisi militant dan setia dengan ideologi partai, kalau hari ini sangat sulit membedakan beda partai satu dengan yang lain, sepertinya sama saja, walau nama berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun