Mohon tunggu...
rysta vara
rysta vara Mohon Tunggu... Guru

Hobi saya membaca karya fiksi maupun non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Menyatukan Kita

21 Juli 2025   11:30 Diperbarui: 21 Juli 2025   11:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia merupakan negara yang lahir dari ribuan suku. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia. Keragaman ini menjadi kelebihan bagi Indonesia karena kaya akan budaya, bahasa, dan tradisi. Namun, keragaman ini juga dapat menjadi celah bagi Indonesia bila tidak bersatu. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjag keutuhan negara ini adalah dengan menyatukan alat komunikasinya, yaitu bahasa. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi setidaknya sudah membantu masyarakat dalam menyeragamkan alat komunikasi sehari-hari. Saat ini, bahasa Indonesia sudah dapat digunakan di seluruh penjuru negeri. Meskipun masih ada masyarakat yang menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing sebagai bahasa harian. Semua ini tergantung dengan bahasa ibu yang diterima tiap individu. Kemudahan penggunaan bahasa Indonesia tentu tidak lepas dari usaha para pejuang tahun 1928. Peristiwa besar terjadi pada 28 Oktober 1928. Kita mengenalnya dengan sebutan "Hari Sumpah Pemuda". Ada tiga poin penting yang disampaikan para pemuda pada saat itu, salah satunya tentang penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini bisa dilihat pada poin ke-3 Sumpah Pemuda yang berbunyi "Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Saat ini, yang perlu kita lakukan adalah mencintai bahasa Indonesia. Mencintai bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar . Bila perlu, pelan-pelan membawa Bahasa Indonesia ke kancah internasional. Bahasa Indonesia sudah memiliki peluang untuk mendunia, salah satunya lewat pelajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing). BIPA tercetus karena ketertarikan penutur asing untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Saya yakin dan percaya, Bahasa Indonesia kelak akan eksis di kancah internasional. Sebagai penutup, satu slogan yang selalu disampaikan oleh dosen saya tentang bahasa adalah "Cintai Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, Kuasai Bahasa Asing". Slogan ini berarti kita harus mencintai Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, melestarikan bahasa daerah sebagai kekayaan budaya, dan menguasai bahasa asing untuk berkomunikasi dengan dunia. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun