Masjid Al-Ijtihad Lamakera bukan hanya sebuah bangunan fisik, tetapi juga sebuah simbol, sebuah cerminan dari semangat keimanan, persatuan, dan adaptasi budaya yang harmonis.  Keberadaannya menjadi bukti nyata bagaimana Islam berkembang dan beradaptasi di tengah keberagaman budaya di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.  Ia juga menjadi destinasi wisata religi yang menarik, memperkenalkan keindahan arsitektur Islam dan kekayaan budaya lokal kepada para pengunjung.
  Masjid Al-Ijtihad Lamakera, dengan menara Asmaul Husna-nya yang menjulang, bukanlah sekadar bangunan fisik.ia merupakan manifestasi dari perjalanan panjang dakwah Islam di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.  Letaknya yang strategis di Desa Lamakera, sebuah desa nelayan yang terkenal dengan tradisi menangkap paus, memberikan konteks unik pada keberadaan masjid ini.  Bayangkan, di tengah hamparan laut biru yang luas, berdiri megah bangunan yang menjadi pusat spiritual bagi Masyarakat Muslim di wilayah yang didominasi oleh penganut Katolik.
  Sebelum Masjid Al-Ijtihad berdiri megah seperti sekarang, komunitas Muslim Lamakera telah lama menjalankan ibadah di tempat-tempat sederhana.  Mereka adalah para nelayan, pedagang, dan perantau yang membawa serta keyakinan mereka dari berbagai penjuru Nusantara.  Generasi demi generasi, mereka mempertahankan ajaran Islam di tengah lingkungan yang berbeda.  Kehadiran masjid yang megah ini menjadi puncak dari perjuangan panjang mereka, sebuah simbol dari ketahanan dan perkembangan Islam di daerah tersebut.
  Proses pembangunan Masjid Al-Ijtihad sendiri merupakan sebuah kisah inspiratif.  Tidak ada bantuan besar dari pemerintah atau lembaga besar.  Semuanya berawal dari inisiatif dan semangat gotong royong masyarakat Muslim Lamakera.  Mereka menyisihkan sebagian rezeki mereka, bergotong royong mengumpulkan material, dan bekerja keras membangun masjid impian mereka.  Kisah ini mencerminkan semangat keimanan yang kuat dan kekompakan masyarakat dalam mewujudkan cita-cita bersama.  Setiap batu bata yang terpasang, setiap tetes keringat yang tercurah, menjadi saksi bisu dari dedikasi dan perjuangan mereka.
  Bayangkan para nelayan yang baru pulang melaut, setelah berhari-hari berjuang di tengah ganasnya ombak, langsung menuju masjid untuk menunaikan sholat.  Bayangkan pula para ibu-ibu yang dengan sabar mengajarkan anak-anak mereka tentang ajaran Islam di lingkungan masjid.  Masjid Al-Ijtihad bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan agama, pusat kegiatan sosial, dan tempat berkumpulnya masyarakat.  Ia menjadi tempat berbagi cerita, tempat saling mendukung, dan tempat mempererat tali persaudaraan.
  Keberadaan Masjid Al-Ijtihad juga telah memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat sekitar.  Masjid ini menjadi daya tarik wisata religi, menarik pengunjung dari berbagai daerah, bahkan mancanegara.  Hal ini tentu berdampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, khususnya para pelaku usaha kecil dan menengah.  Para pengunjung yang datang tidak hanya beribadah, tetapi juga menikmati keindahan alam Lamakera dan membeli produk-produk lokal.
  Masjid Al-Ijtihad Lamakera lebih dari sekadar bangunan.  Ia adalah simbol ketahanan, persatuan, dan perkembangan Islam di Flores Timur.  Ia adalah cerminan dari semangat gotong royong dan keimanan yang kuat dari masyarakat Muslim Lamakera.  Ia adalah bukti nyata bahwa Islam mampu beradaptasi dan berkembang di tengah keberagaman budaya Indonesia.  Dan yang terpenting, ia adalah tempat di mana lantunan ayat suci Al-Qur'an bergema di antara keindahan alam Flores Timur yang mempesona.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI