Jose Pedro Magalhaes Valente atau kerap disapa Ze Valente adalah rekrutan legiun asing pertama dari PSS Sleman musim 2022/23. Ze Valente adalah pemain asal Portugal, negara calon juara dunia ini sebelumnya memiliki pemain yang bersinar di Liga I musim lalu yakni kiper Arema FC Adilson Maringa. Berposisi sebagai gelandang serang tentunya membuat Ze Valente menjadi sorotan, apalagi Seto Nurdiantoro (Pelatih PSS Sleman) dinilai berhasil pada musim 2018/19 dalam mendatangkan pemain asing, yakni Guirlheme Batata, Alfonso Delacruz, Brian Ferreira, dan Yehven Bokhashvili. Ze Valente secara tidak langsung akan disandingkan dengan Brian Ferreira karena memiliki posisi yang sama sebagai gelandang serang.Â
Menurut www.transfermarkt.co.id Ze Valente didatangkan PSS Sleman per 14 Juni 2022 dengan nilai kontrak sebesar 5,21 Miliar atau menjadi yang terbesar sepanjang karir sepakbolanya, pemain yang berusia 28 tahun itu juga didatangkan via sport agency bernama Fusion Group Agency and AMA Global Football Sport. Seperti tak percuma, Ze Valente tampil apik saat debutnya di Piala Presiden saat itu menghadapi PSIS Semarang, walau skor akhir PSS kalah 5-2. Masuk dari bangku cadangan, Ze Valente berhasil memberi asisst pertamanya kepada Rifky Suryawan di akhir babak ke-2. Bahkan, di pertandingan keduanya Ze Valente berhasil mencetak gol semata wayang PSS saat berjumpa Dewa United.Â
Permainan Ze Valente mengingatkan kepada permainan sesama pemain Portugal yakni Rui Costa, pemilik nomer 10 itu pada masa kejayaannya merupakan gelandang modern yang kini sering disebut classic number 10. Pemain bertipikal classic number 10 adalah gelandang serang stylish memadukan antara visi bermain dan skill, posisinya berada di nomer 10 atau belakang striker, sangat cocok ke dalam ramuan Seto Nurdiantoro yang kerap bermain 4-3-3 atau 4-2-3-1. Selain itu seorang classic number 10 tak hanya diberi space atau daya jelajah sempit, tetapi akan diberi kebebasan daya jelajah.Â
Walau demikian seorang classic number 10 dewasa ini sedikit punah dalam sepak bola modern, mungkin hanya tersisa Bruno Fernandes di Manchester United saja. Kini seorang classic number 10 lebih banyak menyisir ke posisi sayap dan posisi nomer 10 biasanya diisi gelandang serang murni contohnya seperti Kevin De Bruyne atau Ricky Kambuaya di Timnas Indonesia. Dengan didukung deep lying playmaker atau pun box to box dalam segitiga yang dibentuk di lapangan kerap dijadikan skema di sepak bola modern dewasa ini, sebagai contoh adalah trio Kross, Modric dan Casemiero di Real Madrid, bahkan Timnas Indonesia demikian, Kambuaya sebagai gelandang serang, Marc Klok/Marselino Ferdinan sebagai deep lying playmaker.Â
Dengan sepak bola Indonesia yang masih berkembang, peran classic number 10 masih sangat dibutuhkan untuk membongkar pertahanan lawan, kemampuan Ze Valente dalam mengolah bola sebenarnya tak hanya untuk memainkan peran classic number 10 saja, ia bisa mengisi posisi sayap karna kemampuan crossing dan shootingnya di atas rata-rata pemain PSS Sleman lainnya. Lebih dari taktik Ze Valente terlihat nyaman bersama PSS Sleman, pemain yang bermain dengan hati akan lebih berkembang ketimbang pemain yang merasa dirinya terbaik. Tentunya menarik untuk melihat kiprah Ze Valente selama semusim ke depan bersama Super Elang Jawa.Â
Â
Penulis : RV BiaggiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H