Mohon tunggu...
Ruus Sofyan
Ruus Sofyan Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Tertarik dengan perkembangan Teknologi dan Science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Itu Kekerasan Simbolik? Simak Tips Menghindari Kekerasan Simbolik

4 Januari 2023   21:53 Diperbarui: 4 Januari 2023   21:57 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekerasan simbolik adalah bentuk kekerasan yang tidak terlihat secara langsung, tetapi tetap merugikan individu atau kelompok yang terkena dampaknya. Dalam pendidikan, kekerasan simbolik dapat berupa diskriminasi, stigma, atau kecaman terhadap siswa yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diterapkan di sekolah. Kekerasan simbolik dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja, dan dapat memiliki dampak yang serius pada psikologis siswa yang terkena dampaknya.

Contoh kekerasan simbolik dalam pendidikan adalah ketika seorang guru mengejek atau menghina siswa di depan kelas karena siswa tersebut tidak mengikuti aturan sekolah, atau ketika seorang siswa dikeluarkan dari kelas karena mengenakan pakaian yang dianggap tidak sesuai dengan standar sekolah. Kekerasan simbolik juga dapat terjadi melalui pembagian peran gender yang tidak adil, atau melalui kebijakan-kebijakan yang tidak inklusif bagi siswa-siswa dengan kebutuhan khusus.

Cara Menghindari Kekerasan Simbolik

Untuk menghindari kekerasan simbolik dalam pendidikan, perlu adanya kesadaran dan komitmen dari semua pihak untuk menghargai keanekaragaman siswa dan menghormati hak-hak mereka. Guru-guru harus bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang adil dan tidak diskriminatif kepada semua siswa, serta harus memperlakukan semua siswa dengan respect dan menghargai keberagaman mereka. Sekolah juga harus memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diterapkan tidak merugikan siswa-siswa tertentu, dan harus memberikan pelatihan kepada guru-guru tentang bagaimana menghindari dan menangani kekerasan simbolik.

Selain itu, perlu adanya mekanisme untuk mencegah terjadinya kekerasan simbolik di sekolah, seperti dengan membentuk tim pencegahan kekerasan atau dengan menyediakan layanan konseling bagi siswa yang mengalami kekerasan simbolik. Sekolah juga dapat bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghargai keberagaman dan menghindari kekerasan simbolik.

Tips Menghindari Kekerasan Simbolik

Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan untuk menghindari kekerasan simbolik dalam pendidikan:

  • Perlakukan semua siswa dengan respect dan menghargai keberagaman mereka. Jangan membeda-bedakan siswa berdasarkan latar belakang, agama, ras, jenis kelamin, atau kebutuhan khusus.
  • Jangan mengejek atau menghina siswa di depan kelas atau di depan teman-teman mereka.
  • Jadilah contoh yang baik dengan tidak menggunakan bahasa yang tidak sopan atau diskriminatif.
  • Hormati keputusan siswa tentang pakaian yang mereka kenakan, asalkan tidak melanggar peraturan sekolah yang berlaku.
  • Jangan memaksakan norma-norma atau standar yang tidak adil terhadap siswa.
  • Dorong siswa untuk bersikap toleran terhadap perbedaan, dan ajarkan kepada mereka bagaimana menghargai orang lain yang berbeda dengan mereka.
  • Jika mengalami atau mengetahui kekerasan simbolik yang terjadi di sekolah, segera laporkan masalah tersebut kepada pihak sekolah atau kepada orang tua siswa yang terkena dampaknya.

Kekerasan simbolik dapat merusak kepercayaan diri siswa, mengurangi prestasi akademik, dan menyebabkan siswa merasa terasing dari kelas atau sekolah. Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk terus memantau dan mengidentifikasi kekerasan simbolik yang mungkin terjadi, dan segera menangani masalah tersebut agar tidak berlarut-larut. Dengan demikian, sekolah dapat menjadi tempat yang aman dan sejahtera bagi semua siswa, tanpa terkecuali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun