Mohon tunggu...
Rutma Parningotan
Rutma Parningotan Mohon Tunggu... Sociology's Teacher

Give thanks. Channel YouTube: Rutma Parningotan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Kabar Buku Jokowi's White Paper di 25 Negara?

21 September 2025   11:39 Diperbarui: 21 September 2025   15:43 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Bareskrim Klaim Ijazah Jokowi Asli? Sudahkah Verifikasi Menyeluruh?

Masih hangat isu tudingan pemalsuan ijazah presiden ketujuh Indonesia yaitu Bapak Joko Widodo (Jokowi) sampai dengan saat ini. Hal ini bisa kita lihat di berbagai platform sosial media yang masih menyajikan topik tersebut. Saya pribadi memang tidak punya buku tersebut dan kebetulan tidak ada niat untuk memilikinya. Berdasarkan berita yang saya tonton di platform YouTube, buku tersebut katanya sudah ada di 25 negara, entah negara mana yang dimaksudkan itu juga tidak dijelaskan dengan detil. Dari informasi yang saya dapatkan buku tersebut katanya dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Ini pertanyaan dari pribadi saya saja, buku tersebut dikirim ke siapa? Lalu, berapa banyak dikirimnya buku tersebut ke negara yang dituju, kalau misalnya cuma dalam takaran 1 sampai 10 buku, saja apa manfaatnya yaa bagi segelintir pembaca tersebut? Lalu, sepeduli apa negara lain terhadap isu tudingan ijazah palsu Jokowi? Trus setelah mereka baca bukunya, efeknya apa? Apakah mereka akan melakukan sesuatu setelah membaca buku tersebut? Saya rasa dari beberapa kita masih banyak pertanyaan lain.

Disisi lain, dari banyak berita yang saya baca dan dengar, ada yang mengatakan seperti ini, "negara lain lagi sibuk memikirkan bagaimana cara mengembangkan strategi perdagangan di era globalisasi dan modernisasi; negara lain lagi sibuk-sibuknya memikirkan roket apa lagi yang mau diterbangkan ke luar angkasa sana; negara lain lagi sibuk memikirkan bagaimana cara mengatasi kemiskinan; negara lain sedang sibuk memikirkan bagaimana mengatasi sistem pendidikan dan lagi sebagainya. Lahhhh, Indonesia masih sibuk dengan tudingan ijazah palsu yang berkepanjangan, sepertinya buang-buang waktu saja.

Menurut saya, jika ditemukan adanya ijazah palsu dan butuh kepastian apakah benar atau tidak, maka cukup lembaga yang mengeluarkan ijazah saja yang memberikan keterangan atau kepastian akan kebenaran berita tersebut. Dalam hal ini, apalagi Universitas Gajah Mada (UGM), tentu kita berpikir tidak mungkin universitas/perguruan tinggi sekelas UGM mengeluarkan ijazah palsu apalagi kalau itu sudah disertai dengan bukti-bukti akurat. Tapi, yaahhh namanya orang yang kurang puas dan maunya itu beneran palsu, rasanya seperti kurang kerjaan saja yang dilakukan oleh Roy Suryo cs. Jadi, kita tunggu saja bagaimana akhirnya kisruhnya berita ini.

Kisruhnya berita ini sekarang diikuti juga dugaan wakil presiden kita sekarang ini yaitu Bapak Gibran Rakabuming Raka. Yang kuliah sekampus dengan Gibran pun sampai ikut menjelaskan dan memberikan keterangan, mereka yang menggugat juga tidak percaya. Sampai ada muncul beberapa pernyataan, cari tahu dulu baru gugat. Nah, ini katanya mereka langsung gugat tanpa mencari tahu bagaimana sistem pendidikan di negara Singapura. Sangat disayangkan memang, tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur mungkin mereka kepalang malu jadinya maju terus. Ini juga, memang seperti buang-buang waktu saja untuk hal-hal yang konyol, tapi kita tunggu saja bagaimana akhirnya.

Hanya saja yang sangat disayangkan dari kejadian ini, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak Jokowi ketika mencalonkan diri menjadi wali kota Solo kala itu. Ini bahkan sudah melewati wali kota, gubernur, dan bahkan yang tertinggi yaitu sebagai presiden, dua periode pula. Jadi, seperti tindakan yang terlambat dan bisa jadi akan sia-sia saja usaha mereka karena disisi lain Polri sudah mengatakan bahwa ijazah Jokowi adalah identik dan tidak palsu sehingga penyelidikannya kala itu dihentikan.
Begitu juga dengan gugatan terhadap Gibran, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak beliau menjabat sebagai wali kota Solo kala itu. Rasanya sangat terlambat gugatan-gugatan ini, terkesan gugatan yang sudah lewat tapi terus dilakukan. Jadi, kita tunggu saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun