Barabai, INFO_PAS -- Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Barabai kembali melaksanakan pertemuan kelima program Pelatihan Budidaya Pertanian bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Kamis (02/10). Pada sesi kali ini, materi yang diberikan berfokus pada pembuatan kompos dan teknik pencampuran pestisida. Kegiatan berlangsung di Aula Serbaguna Rutan Barabai dengan menggandeng Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Â
Sebagai narasumber, Heldiansyah, penyuluh pertanian Kecamatan Barabai, menjelaskan pentingnya pemanfaatan limbah organik untuk dijadikan kompos sebagai pupuk alami yang ramah lingkungan dan ekonomis. Ia juga menyampaikan langkah-langkah pembuatan kompos yang sederhana namun efektif, sehingga dapat dengan mudah diterapkan oleh para WBP.
Â
Selain itu, peserta juga dibekali dengan pengetahuan tentang teknik pencampuran pestisida yang tepat. Narasumber menekankan aspek keamanan, takaran yang sesuai, serta cara aplikasi agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman, lingkungan, maupun kesehatan manusia.
Â
Kegiatan berlangsung interaktif, di mana para WBP turut mencoba secara langsung proses pembuatan kompos dan berdiskusi tentang pengalaman mereka dalam mengelola tanaman. Antusiasme peserta semakin terlihat ketika mereka diberi kesempatan mempraktikkan pencampuran pestisida dengan pengawasan langsung dari penyuluh pertanian.
Â
Kepala Rutan Barabai, I Komang Suparta, menyampaikan bahwa pelatihan ini semakin memperkaya pengetahuan warga binaan dalam bidang pertanian.
"Melalui materi pembuatan kompos dan pencampuran pestisida ini, WBP mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana mengelola pertanian secara tepat dan aman. Kami berharap pengetahuan ini akan sangat bermanfaat sebagai bekal mereka setelah bebas nanti," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kalimantan Selatan, Mulyadi, menilai konsistensi Rutan Barabai dalam melaksanakan pelatihan berbasis keterampilan patut diapresiasi. Menurutnya, materi tentang kompos dan pestisida sangat penting karena berkaitan langsung dengan produktivitas pertanian. Ia menegaskan bahwa pembinaan yang menyentuh aspek praktis akan memberi nilai tambah bagi WBP, sehingga mereka lebih siap menghadapi dunia kerja setelah bebas.
Â
Dengan terselenggaranya pertemuan kelima ini, Rutan Barabai optimis bahwa program pelatihan pertanian yang berkesinambungan akan melahirkan WBP yang mandiri, produktif, dan mampu menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI