Mohon tunggu...
Muhammad Rusydi
Muhammad Rusydi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kadang, dunia terasa penuh ironi. Kita bisa melihatnya, tapi sering memilih bungkam. Lewat tulisan, saya ingin menyuarakan hal-hal yang sering kita anggap wajar, padahal sebenarnya tidak

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ketika Emas Tumbuh di Atas Tanah yang Hijau: Mimpi Indonesia Berkelanjutan

15 Oktober 2025   05:15 Diperbarui: 15 Oktober 2025   00:18 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Emas dan Lingkungan (Sumber: Freepik)

 

Pernahkah kamu membayangkan, suatu hari nanti, kita hidup di negeri di mana setiap langkah ekonomi tak lagi melukai bumi? Di mana kekayaan tak lagi diukur dari seberapa banyak kita mengambil, tetapi seberapa bijak kita menjaga? Itulah mimpi yang perlahan tumbuh di benakku---mimpi tentang Indonesia yang hijau, sejahtera, dan berkelanjutan. Mimpi yang kini mulai diwujudkan oleh Pegadaian, lewat jejak kecil tapi berarti: gerakan menuju ekonomi hijau.

Aku sering berpikir, apa gunanya emas jika bumi tempat kita berpijak semakin rusak? Bukankah kekayaan sejati adalah ketika alam dan manusia bisa tumbuh bersama? Mungkin itu sebabnya aku merasa kagum saat tahu Pegadaian mulai menanamkan nilai "go green" ke dalam setiap langkah inovasinya. Bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tapi sebagai penjaga masa depan hijau Indonesia.

Bayangkan jika investasi tak hanya melahirkan keuntungan, tapi juga kehidupan. Dari program Gadai Peduli Lingkungan, The Gade Clean & Gold, hingga kampanye pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular---Pegadaian mengajarkan kita bahwa menabung emas bisa berjalan seiring dengan menanam pohon. Bahwa kesejahteraan tak harus merusak bumi, melainkan bisa justru memperbaikinya.

Kadang aku suka berkhayal: bagaimana jika setiap kali seseorang membeli emas di Pegadaian, satu bibit pohon ditanam di tanah yang gersang? Dalam sepuluh tahun, mungkin kita akan melihat hutan-hutan baru yang tumbuh dari tabungan manusia. Setiap daun yang tumbuh akan menjadi saksi bahwa ekonomi bisa bernafas, dan bumi bisa tersenyum kembali.

Pegadaian tidak hanya bicara tentang emas, tapi tentang makna di baliknya. Emas adalah simbol nilai, dan nilai sejati hari ini adalah keberlanjutan. Dunia sedang berubah, dan Pegadaian paham betul bahwa masa depan tidak bisa dibangun di atas tanah yang tandus. Karena itu, inovasi hijaunya bukan sekadar kampanye, tapi langkah nyata menuju peradaban ekonomi yang lebih manusiawi dan peduli.

Dalam imajinasiku, lima atau sepuluh tahun ke depan, aplikasi Pegadaian tak hanya menampilkan saldo tabungan emas, tapi juga jumlah pohon yang sudah diselamatkan, sampah yang sudah dikelola, dan karbon yang berhasil dikurangi. Setiap transaksi menjadi bagian dari pergerakan besar menuju bumi yang lebih bersih. Mungkin kedengarannya seperti utopia, tapi bukankah semua perubahan besar lahir dari mimpi?

Aku percaya, ekonomi hijau adalah wajah baru kemakmuran Indonesia. Bukan hanya soal angka atau grafik pertumbuhan, tapi soal keseimbangan. Pegadaian telah membuka jalan ke sana---menyatukan kekuatan finansial dengan kepedulian lingkungan. Ia menjadi jembatan antara masa kini yang sibuk mengejar laba, dan masa depan yang menuntut kesadaran.

Ada sesuatu yang hangat saat aku membayangkan Indonesia hijau yang dipenuhi pepohonan dan energi bersih. Di sana, anak-anak belajar bahwa menabung emas juga berarti menabung oksigen. Bahwa bekerja keras tidak harus berarti mengeksploitasi, tapi bisa berarti menjaga. Dan Pegadaian---dengan semua inovasi dan tanggung jawab sosialnya---berdiri sebagai simbol dari harapan itu.

Kini, setiap kali aku melihat kilau emas, aku tidak hanya melihat nilai material. Aku melihat cermin masa depan: masa depan di mana emas tumbuh di atas tanah yang hijau, di mana kesejahteraan dan kelestarian berjalan bergandengan tangan. Pegadaian telah membuktikan bahwa kita bisa menjadi makmur tanpa harus kehilangan hati pada bumi.

Mungkin, inilah definisi baru dari kemajuan. Bukan lagi tentang siapa yang paling kaya, tapi siapa yang paling peduli. Dan di tengah dunia yang semakin haus akan kesadaran lingkungan, Pegadaian hadir sebagai oase---mengajarkan kita bahwa menabung bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bumi yang akan kita tinggalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun