Mohon tunggu...
Rusti Dian
Rusti Dian Mohon Tunggu... Freelancer - Currently work as a journalist and writer

Banyak bicara tentang isu perempuan. Suka menonton film, jalan-jalan, dan menuangkan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menggeser Eksistensi Media Cetak di Jerman Lewat Media Online

22 September 2020   07:00 Diperbarui: 22 September 2020   07:01 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: m.merdeka.com/)

Selain di Indonesia, media online pun berhasil menggeser eksistensi media cetak di Jerman. Beberapa media cetak di Jerman terpaksa harus tutup seperti "Financial Times Deutschland" dan "Frankfurter Rundschau". Padahal, keduanya dikenal sebagai koran berkualitas. Kemunduran media cetak tersebut menjadi awal dari sejarah kehadiran media online.

Media online yang dianggap lebih praktis dan up to date nyatanya memang berdampak pada media-media cetak. Hal tersebut dibuktikan dengan tutupnya dua media koran yang sudah disebutkan sebelumnya. Bahkan, koran nasional Jerman, "Sddeutsche Zeitung", juga berencana untuk menghemat pengeluaran sebesar-besarnya.

Sven Gabor Janszky, Direktur Perusahan "2b Ahead" mengatakan bahwa informasi di masa depan akan banyak didominasi oleh media elektronik. Sehingga jika masih ada penerbit atau perusahaan dari media massa khususnya cetak, mereka akan sulit mendapat keuntungan. Maka, tak jarang banyak perusahaan media cetak yang akhirnya harus gulung tikar.

Namun, Sven Gabor Janszky menambahkan bahwa media cetak justru bisa menjadi barang yang istimewa. Ini dikarenakan informasi yang ada di media cetak lebih bersifat opini dan analisis, melengkapi informasi di media online yang bersifat interaktif.

Peralihan Media Cetak ke Online

Jerman termasuk negara terbesar kelima di dunia yang menjadi pasar surat kabar. Setiap harinya, Jerman bisa menerbitkan sekitar 16,1 juta harian, lima juta surat kabar mingguan dan koran Minggu. Surat kabar tersebut diantaranya adalah "Sddeutsche Zeitung", "Frankfurter Allgemeine Zeitung", "Die Welt","Handelsblatt", dan surat kabar mingguan "Die Zeit".

Namun, semakin lama,  media cetak tersebut menjadi semakin sepi pembaca. Setidaknya hanya 1,5-2 persen saja yang dapat terjual setiap tahunnya. Secara otomatis, pendapatan mereka pun akan semakin menurun. Iklan-iklan mulai jarang ditemui di media cetak. Para generasi muda lebih memilih mengakses informasi di internet.

Dikutip dari situs Fakta Mengenai Jerman, setidaknya pengguna internet di Jerman menghabiskan waktu mereka sekitar 165 menit per hari untuk mengakses internet. Apalagi pengguna internet di Jerman didominasi oleh usia di atas 14 tahun. Artinya, generasi muda di Jerman lebih memilih untuk mengakses informasi lewat media online daripada cetak.

Contoh Media Online Berbayar/itmedialaw.com
Contoh Media Online Berbayar/itmedialaw.com

Walaupun demikian, media online tidak tinggal diam. Mereka tetap tidak mau perusahaannya mengalami kerugian. Oleh karena itu, seperti diungkap oleh Klaus Meyer, bahwa beberapa penerbit mulai meminta bayaran atas konten online-nya. Ada pula cara lain seperti membatasi tayangan konten yang dapat dinikmati secara gratis oleh pembaca. Jika ingin membaca lebih lanjut, mereka harus membayar terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun