Perpustakaan di seluruh Tanah Air sebagian besar tutup. Bila ada yang buka, memang nekat melaksanakan aktifitas di tengah penyebaran virus Covid 19. Saya rasa tidak ada lagi yang buka.
Perpustakaan Nasional RI sejak diumumkan secara resmi oleh pemerintah adanya kasus virus Covid 19 telah menutup pelayanan sementara. Seperti dikutip dari instagran perpunas.go.id yang menyatakan, penutupan pelayanan hingga 21 April 2020. Sedangkan di Pulau Bangka yang duluan menutup pelayanan perpustakaan yakni Kota Pangkpinang, dan Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bangka menutup pelayanan, Kamis (26/3). Belum ada kepastian kapan kembali di buka.Â
Penutupan pelayanan perpustakaan salah satu cara menghindari dari berkumpulnya orang dalam jumlah banyak yang mempercepat benyebaran virus Covid 19. Ketika perpustakaan ditutup, masih ada pemustaka yang meminjam buku yang belum mengembalikan buku. Apakah masih harus dilayani ketika mereka akan mengembalikan buku?
Sebaiknya tetap menjaga jarak. Perpustakaan tetap dalam posisi ditutup. Buku yang dipinjam pemustaka sebelum diberlakukan penutupan sementara, untuk mencegah pwnyebaran virus Covid-19 agar buku dibawa pulang saja dulu baru dikembalikan ketika perpusrakaan dibuka kembali. Pengelola petpustakaan untuk tetap konsisten dengan aturan, menutup pelayanan termasuk pemustaka yang ingin mengembalikan buku.
Kebijakan pimpinan perpustakaan terhadap perpustakaan, baik itu Pemda maupun Pemerintah Desa serta perpustakaan yang dikelola secara mandiri untuk nenutup pelayanan selama pencegahan penyebaran Covid-19 ada yang cepat mengambil keputusan, ada yang menunggu saja mengikuti perkembangan tetlebih dahulu. Penutupan segera yang dilakukan menunjukkan bahwa mereka yang memegang kendali keputusan memperhatikan keselamatan pengelola perpustakaan (yang melayani perpustakaan) dan para pengunjung (pemustaka).
Semoga perpustakaan yang terlambat menutup perpustakaan ketikaan kasus ini mewabah tidak ada Corona yang tertinggal. Mungkin sudah diambil langkag-langkah yang merupakan inisiatip pengelola perpustakaan untuk menyelamatkan diri dari sebagaran virus Covid-19. Setidaknta menyemprot perpustakaan dengan cairan disinfektan. Pustakawan dan pengelolanya selalu mengenakan masker dan mencuci tangan dengan sabun.
Dari wabah Corona ini dapat diambil hikmah bagi para pustakawan dan pengelola perpustakaan menilai sejauh mana para pejabat daerah peduli terhadap perpusrakaan umum yang merupakan aset mereka. Cepat tanggapkah mereka dengan keselamatan para pengelola perpustakaan dan pemustaka ketika pandemi Corona?
Salam literasi dari pulau Bangka.
Rustian Al'Ansori