Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Purba, Perajin Tralis Semula Diduga Menipu Setelah 6 Bulan Menyelesaikan Pesanan

29 Maret 2020   07:15 Diperbarui: 22 Juli 2023   12:43 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Purba sedang memasang tralis di rumah pelanggannya (dokpri)

Saya sudah tidak mengharap lagi pesanan tralis 6 bulan lalu akan diantar perajin ini. Adalah Purba (45 tahun), warga komplek SD 15 Paritpadang, Sungailiat, kabupaten Bangka. 

Sabtu sore (28/3) laki-laki yang bernama lengkap Amat Purba, akrab di panggil Purba ini datang mengantar pesanan saya yakni pintu tralis yang dipesan tepatnya tanggal 17 Septembet 2019 lalu. Berarti sudah lebih 6 bulan.

Sebelumnya saya sempat menduga ia telah menipu saya karena sudah begitu lama tralis yang saya pesan tidak juga diselesaikan. Setelah 3 bulan tidak kunjung diselesaikan saya minta kepada Purba via telepon dan pesan WA agar uang panjar yang saya berikan 2 kali dengan total 350 ribu untuk dikembalikan dan pesanan dibatalkan.

Pertama saya diminta membayar uang panjar Rp 250 ribu dengan alasan untuk membeli bahan baku yakni besi. Saya penuhi, dengan pertimbangan usaha kecil yang dijalani perlu dibantu. Keesokan harinya ia datang lagi meminta Rp 150 ribu dengan alasan untuk membeli kunci pintu tralis. Tapi saya bisa memenuhi permintaannya Rp 100 ribu.

Amat Purba (45 tahun), pembuat tralis asal Medan, Sumut (dokpri)
Amat Purba (45 tahun), pembuat tralis asal Medan, Sumut (dokpri)
Karena tidak kunjung diselesaikan dan saya minta uang panjar dikembalikan Purba bukannya menjawab tapi memblokir telepon saya. Kamipun kehilangan kontak. Sayapun pasrah menganggap uang panjar yang saya sudah berikan telah hilang percuma.

Purba sebelumnya berjanji, tralis dapat diselesaikan paling lambat 2 minggu. Setelah 2 minggu ditagih lagi, ia minta diberi waktu 1 minggu lagi. Tetap saja tidak selesai juga, dengan alasan banyak pesanan sehingga kualahan sedangkan pekerjanya tudak masuk kerja.

Sebenarnya saya bisa saja mendatangi rumah dan bengkel milik Purba yang berharak 3 km kebih dari rumah. Saya tidak mau ribut saja, karena khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Jadi saya diamkan saja.

Dokpri
Dokpri
Setelah 6 bulan, perajin ini membawa 2 tralis pintu.

"Maaf pak kondisi begini," sambil menunjukkan masker yang ia kenakan, bahwa kondusi saat ini untuk mengantisipasi tertular virus Covud-19.

Tidak tampak rasa bersalah. Sayapun tidak menanyakan lagi pesanannan yang sudah kebih 6 bulan baru diselesaikan. Saya yang sebelumnya sudah menganggap pesanan ini tidak bakal dibuat Purba, membiarkan ia memasang tralis di pintu rumah. Sebelumnya ia meminta saya menyambungkan kabel panjang ke aliran listrik rumah. Setelah itu ia pun menghidupkan mesin bor dan langsung menasang tralis. Sekitar 1 jam tralispun terpasang.

Dokpri
Dokpri
Sambil memasang tralis Purba bercerita tentang usaha kecilnya yang ia lakoni sendiri setelah merantau ke Sungailiat, Bangka tahun 1999. Ayah dari 4 orang putra hasil pernikahannya dengan Sonya (38 tahun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun