Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi dan Segelas Hujan

13 Maret 2018   22:10 Diperbarui: 13 Maret 2018   22:37 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Secangkir kopi ditengah hujan. Mengharapkan kehangatan.Yang sempat hilang karena penghianatan. Walau sempat dihilangkan dari ingatan namun sulit dilupakan.

Secangkir kopi hitam dengan aroma sedap. Telah dihambarkan segelas hujan yang jatuh dari atap. Aku tak akan mengumpat, apa lagi sampai meratap. Biarkan saja hujan yang meratap. Biarkan saja hujan merayap. Tunggu saja malam bakal bikin senyap. 

Kopi hitam yang dihambarkan segelas hujan adalah kebetulan. Kebetulan karena hujan. Kebetulan pula karena atap mengalami kebocoran. Derita kehidupan ditengah hujan. Ketika langit menjadi tempat perlindungan. 

Secangkir kopi dan segelas hujan adalah penantian dalam kehampaan. Secangkir kopi dan segelas hujan adalah sandiwara tanpa akhiran. 

Sungailiat, 13 Maret 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun