Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kota Kapur, Situs Sejarah Tak Terawat Diselimuti Semak Belukar

19 November 2017   15:12 Diperbarui: 19 November 2017   19:25 3170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat menginjakkan kaki di Kota Kapur. Kota Kapur bukanlah kawasan kota namanya saja kota, namun merupakan kawasan desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Beliung.

Perjalanan dari Sungailiat sekitar 1 jam lebih berjarak sekitar 90 km. Namun bila berangkat dari kota Pangkalpinang lebih dekat, mengirit waktu sekitar 30 menit.

Lebih 20 tahun lalu saya pernah ke kota Kapur untuk mengambil alas prasasti Kota Kapur yang disebut dengan Yoni, di rumah juru kunci situs kota Kapur waktu itu yakni pak Zubir untuk dipinjamkan buat kegiatan pameran di Palembang. Prasasti ini ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Belanda Van Der Meulen pada tahun 1892 di Kota Kapur.

Yoni merupakan batu alas prasati dengan ada bolong (lobang) ditengahnya, yang dipergunakan sebagai tempat menempatkan prasasti dalam posisi berdiri. Entah dimana keberadaan Yoni itu sekarang?

Saya ke Kota Kapur mengikuti rombongan Bupati Bangka yang melantik Kepala Desa Kota Kapur masa bhakti 2017 - 2023 di kantor desa Kota Kapur. Sedangkan situs Kota Kapur yang berupa benteng terbuat dari tanah itu terletak tidak jauh dari kantor desa tempat pelantikan berjarak sekitar 100 m.

Saya berjalan kaki menuju ke kawasan situs Kota Kapur. Disana ada tulisan  Benteng Kota Kapur Selatan. Ini merupakan kawasan bagian Selatan dari Situs. Tulisan Beteng Kota Kapur itu di atas besi yang sudah karatan.

Kabarnya Situs ini sudah lama dirambah warga untuk berkebun, kemudian juga yang selalu mengintai yakni ancaman dari kegatan penambangan timah. Tapi saya yakin Benteng terbuat dari tanah yang merupakan bukti sejarah awal peradaban Hindu di Zaman Kerajaan Sriwijaya itu sebagian sudah tergerus karena berbagai aktifitas, terutama perkebunan.

Kawasan situs sejarah ini banyak tumbuh belukar sehingga tidak tampak jelas wujud dari situs ini. Disamping itu terlihat kegiatan warga bertani Lada di dekat kawasan itu. Ingat Kota Kapur, saya ingat Pak Zubir yang saya pernah ngobrol lama tentang sejarah Kota Kapur, benda - benda bersejarah, hal - hal magis terkait Kota Kapur, kisah legenda dan lain - lain. Namun Pak Zubir sudah tidak ada lagi, menurut beberapa warga yang saya temui Zubir sudah meninggal dunia dan posisinya sudah digantikan putranya.

Tapi saya tidak sempat bertemu putra Pak Zubir karena rombongan yang saya ikuti sudah harus meninggalkan Kota Kapur karena Bupati Bangka harus melantik Kepala Desa di desa yang lain, yakni desa Penagan yang berbatasan dengan desa Kota Kapur.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Walau sebentar saja berada di Situs Kota Kapur, keprihatinan saya terhadap keberadaan situs yang memiliki nilai sejarah yang tinggi ini muncul. Untuk itu perlu perhatian dan diselamatkan, bila dibiarkan kawasan ini perlahan akan tergerus karena perkembangan desa dan kegiatan perkebunan maupun penambangan timah.

Saya ingat kisah Pak Zubir dulu tentang Yoni, batu alas prasasti Kota Kapur. Awal ditemukan Yoni ketika mengangkat batu itu dari tempat mula ditemukan seketika munucul suara petir dan hujan lebat. Selain itu kisah magis Yoni yakni bila ada yang menbawa Yoni untuk dipinjamkan guna keperluan pameran, saat batu Yoni tiba di kota tempat pameran selalu turun hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun