Mohon tunggu...
Rustian Al Ansori
Rustian Al Ansori Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Pernah bekerja di lembaga penyiaran, berdomisili di Sungailiat (Bangka Belitung)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Ceramah Pak Kiyai

17 November 2017   23:30 Diperbarui: 18 November 2017   00:13 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceramah KH Salahudin Wahid di masjid Agung Sungailiat , Jumat (17/11) malam ( foto Rustian)

Orang - orang berkumpul di masjid mendengarkan ceramah. Pak Kiyai sampaikan tentang kerukunan ummat yang ramah.

Malam yang dingin habis hujan mendatangkan kesejukan. Orang - orang tua diminta memberikan anak - anak pemahaman. Agar tidak salah pengertian karena perbedaan jadi permusuhan.

Rindu Malam. Malam semakin rindu. Malam membuat jiwa beradu.

" Cermah yang membuat kita untuk mengingat ulang orang tua kita yang dulu hidup rukun dengan tetangga kita yang berbeda agama," kata Bahar yang masih duduk di masjid ketika jemaah sudah bubar usai mendengarkan ceramah.

" Karena pemahaman agama yang diberikan, dulu istilah kafir jarang disebutkan," kata yang lain.

Berkisah pula Amir, " saya masih ingat di tahun tujuhpuluhan kakekku berteman akrab dengan pendeta Kristen, sering memutarkan film bisu hitam putih yang dibawakan pastor orang Belanda dan kamipun menonton bersama - sama dengan teman - teman yang juga ada warga Thionghua."

Situasi yang sudah jarang terjadi. Sudah tidak ditemukan generasi kini.

" Pak Kiyai mengajak kita tidak bertengkar karena urusan ajaran agama," ujar Bahar lagi.

Mereka pun beranjak meninggalkan masjid. Menjadikan masjid kembali sepi.

Dalam langkah meuju rumah, batin mereka rindukan masa kecil yang penuh kerukunan. Toleransi yang menjadi tuntunan.

Malam semakin larut.

Dingin mengerut tulang menjadi menggigil.

Untuk hidupkan kerukunan kembali terpanggil.

Sungailiat, 17/11/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun