Masyarakat desa Air Anyir, Kecamatan Merawang, kabupaten Bangka mempercayai pada hari Rabu terakhir dibulan Shafar Allah SWT menurunkan berbagai bala'. Hari Rabu terakhir dibulan Shafar itu jatuh pada Rabu (15/11), dimana masyarkat desa Air Anyir menyelengarakan adat Rebo Kasan.
Rebo Kasan merupakan doa tolak bala' Â bagi seluruh warga agar dilindungi terhindar dari sebagala bahaya. Doa dipimpin tokoh agama setempat. Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun itu kembali digelar. Masyarakat desa Air Anyir pada Rebo Kasan tidak melakukan aktifitas baik di kebun, sebagai nelayan dan aktifitas lainnya.
Selain warga setempat juga masyarakat dari sejumlah tempat di pulau Bangka termasuk para pejabat hadir mengikuti prosesi adat Rebo Kasan. Dipenghujung doa tolak bala' itu, warga yang hadir akan diminta memegang dua lembar daun kelapa yang telah dijalin sederhana, kemudian akan ditarik di ujung yang berbeda oleh masing -- masing pasangan. Ketika terlepas rangkaian daun kelapa itu, sebagai simbol terlepas dari bala'. Prosesi ini disebut dengan menarik Ketupat Lepas.
Tradisi Rebo Kasan merupakan kearifan lokal, yang saat ini telah menjadi daya tarik wisata tidak hanya bagi Pemkab Bangka namun juga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kebersamaan warga yang hadir di desa Air Anyir, terjalin silaturahmi dimana setiap rumah warga membuka rumah untuk para tamu layaknya hari lebaran. Berbagai penganganan di hidangkan, termasuk melalui adat Nganggung yakni satu rumah membawa satu dulang berisikan berbagai makanan ke masjid ditempat ritual berlangsung, untuk disantap bersama para undangan yang hadir setelah ritual berlangsung.
Prosesi adat Rebo Kasan diakhiri di pantai Emas Air Anyir, yang juga dimeriahkan dengan berbagai pentas seni tradisi. Nuansa adat dan wisata menyatu dalam Adat Rebo kasan di desa Air Anyir.
Inilah catatan singkat keunikan budaya di kabupaten Bangka.
Salam dari pulau Bangka