Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Kerja Besar dari Jiwa Besar H.Riyadno

7 Juni 2015   02:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_368259" align="aligncenter" width="252" caption="H.Riyadno sedang sibuk mempersiapkan Sosialisasi LKM-A (Foto : Novaly Rushan diambil pada 26/5/2015)"][/caption]

Mungkin banyak yang akan terkecoh melihat pria sederhana ini. Gayanya memang sangat bersahaja. Nampak polos dan kalem. Tapi bila melihat sepak terjangnya dalam  membina lingkungan sosial, pendampingan petani dan pemberdayaan ekonomi kecil berbasis koperasi  mungkin kesan  sederhana dan polos akan segera sirna. Pria ini malah seorang great visioner yang memiliki mimpi besar yang belum terpikirkan orang lain.

Dalam sesi wawancara dengan pria yang akrab di panggil pak haji Riyadno ini penulis mengikuti beberapa kegiatan sosial dan pemberdayaan yang dilakukannya. Penulis harus menyediakan waktu beberapa hari mengingat kegiatannya yang banyak dan padat.

Mengendarai sebuah sepeda motor yang nampak kusam karena terlalu seringnya harus blusukan ke pelosok kabupaten Tangerang. Penulis yang sudah membuat janji bertemu di rumahnya yang sederhana di sebuah kampung di kecamatan Solear.

Pagi itu rencana pak H. Riyadno adalah mengunjungi binaan petani yang berada diwilayah kecamatan Mauk. Sebagai info jarak tempuh dari rumahnya menuju lokasi sekitar 35 Km .Penulis (saya) pun ikut serta dalam perjalanannya itu. Karena satu motor dalam perjalanan , penulis mencoba untuk menggali kegiatan yang dilakukan pria  ini.

H. Riyadno bukan orang asli Tangerang. Ia asli orang Purworejo , Jawa Tengah. Kisah terdamparnya ia di Tangerang memiliki kisah tersendiri.Tangerang bukanlah tempat yang ia cita citakan. Kehadirannya di Tangerang untuk bekerja pada seorang keluarga teman kuliahnya. Di Tangerang inilah kisah hidupnya mengalir mengikuti takdir. Menikahi seorang gadis lokal pada tahun 2004 lalu menetap hingga saat ini.

Perjalanan hidupnya lalu bergulir bagai roda kehidupan. Berkecimpung pada dunia relawan sosial lalu berkutat pada pendampingan petani, permasalahan sosial, ekonomi hingga pemberdayaan ekonomi kecil. Semua dilakukan dengan tekad bulat sejak meninggalkan pekerjaannya di sebuah Industri pengolahan logam pada tahun 2007. H.Riyadno memang tipe pekerja keras dan pantang menyerah.

Perjalanan antara kecamatan Solear menuju kecamatan Mauk yang berada di utara kabupaten Tangerang saat ini memang telah jauh lebih mudah karena sarana jalan lintas tengah yang menghubungkan wilayah selatan dan utara telah dibangun dengan beton hotmix. Kurang lebih satu jam perjalanan. Sesampainya di kecamatan Mauk , kami menuju rumah ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) di desa Tanjung Anom . Menurut H.Riyadno pertemuannya pagi ini adalah mensosialisasikan pembentukan lembaga keuangan mikro agribisnis (LKMA) pada beberapa gapoktan di kecamatan Mauk.


14328528111925739137
14328528111925739137

Sosialisasi tentang LKM-A di desa Tanjung Anom, Kec Mauk (Foto : Novaly Rushan diambil pada 26/5/2015)

Di sebuah rumah sederhana telah berkumpul beberapa pengurus gapoktan dan penyuluh pendamping . LKMA adalah lembaga keuangan mandiri yang dibentuk oleh pengurus dan anggota kelompok tani berfungsi sebagai sarana simpan pinjam permodalan usaha pertanian. Memberikan pengertian LKMA dikalangan petani bukan perkara mudah. Pola pikir dan latar belakang pendidikan kadang membuat petani sama sekali buta terhadap LKMA. Melepaskan budaya hanya menunggu bantuan dari pemerintah harus segera dimulai, sikap kemandirian harus segera dipupuk. Menjadikan petani mandiri adalah salah satu tujuan pendirian LKMA.


Peran orang seperti H,Riyadno inilah yang memberikan pengertian dan motivasi akan pentingnya bergabung dan mendirikan sebuah LKMA. Butuh kesabaran dan pendampingan karena petani sama sekali tidak faham masalah keuangan.Seluk beluk perijinan dan pendaftaran ke badan hukum.Namun dari semua itu menumbuhkan rasa saling percaya diantara anggota dan pengurus menjadi tugas utama. Petani di Kabupaten Tangerang terus terpinggirkan oleh gerusan industralisasi. Lahan pertanian kian menyusut karena berubah menjadi kawasan industri dan kawasan pemukiman. Masalah pemodalan juga menjadi masalah serius yang harus dituntaskan.

[caption id="attachment_368297" align="aligncenter" width="448" caption="Foto : Novaly Rushan diambil 26/05/2015"]

14328782481905344743
14328782481905344743
[/caption]

Pertemuan dengan pengurus gapoktan berlangsung cukup seru. Petani yang mendapatkan sosialisasi mendapatkan pencerahan. Beberapa pertanyaan diajukan para petani tentang LKMA cukup beragam. Mulai bagaimana meyakinkan anggota , mencari pengurus LKMA yang kompeten, teknis pengajuan LKMA berbadan hukum  hingga bagaimana mencari modal awal LKMA. Semua dijawab dengan lugas oleh H.Riyadno. Nampaknya petani yang baru mendengar tentang  LKMA cukup mengerti dan paham atas penjelasan yang baru mereka terima. Selain melakukan sosialisasi H.Riyadno juga memberikan kemudahan pengurusan perijinan berbadan hukum bagi LKMA yaitu gratis alias tanpa biaya seperserpun. Pengurus dan anggota calon LKM-A hanya diminta melengkapi dokumen persyaratannya saja berupa fotocopy KTP pengurus dan anggota.


Setelah selesai sosialisasi tentang LKMA  kami pun beranjak meninggalkan desa Tanjung Anom menuju beberapa desa sepanjang wilayah utara kabupaten Tangerang. Beberapa desa yang kami kunjungi seperti desa Gempol Sari di kecamatan Sepatan Timur yang menjadi sentra pertanian hortikultura. Diwilayah ini sepanjang mata memandang hanya hamparan tanaman kangkung, cabai merah, bawang merah . Salah satu petani sukses yang di datangi H.Riyadno adalah Mang Herman yang tergabung dalam kelompok tani Gempol Sari Mandiri . Setelah itu kami kembali berangkat menuju desa Kiara payung untuk melakukan sosialisasi tentang LKMA.

Latar Belakang Hidup Yang Keras

Sambil menunggu kehadiran peserta sosialisasi LKMA di desa Kiara Payung  . Penulis mencoba menggali lebih jauh latar belakang kehidupan H.Riyadno. Ini penting karena ada korelasi yang kuat antara latar belakang kehidupan seseorang dengan apa yang dilakukan saat ini. H.Riyadno pun mengisahkan masa kecilnya yang keras. Dengan pandangan menerawang lelaki yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini berkisah tentang masa kecilnya di Bengkulu  . Usianya baru 9 tahun ketika ia harus mencangkul membantu kedua orangtuanya membuka lahan persawahan. Dari siang hingga sore. Selepas bersekolah di sekolah dasar di pedalaman lokasi transmigrasi. Mencangkul  untuk mencetak sawah baru bukan pekerjaan ringan bagi anak seusianya kenangnya ketika itu. Tapi itulah pekerjaannya hampir setiap hari. Keluarganya meninggalkan Jawa tengah menuju Bengkulu pada tahun 1987.Saat itu Bengkulu masih seperti hutan , infrastruktur jalan masih sangat terbatas. H.Riyadno masih ingat ia harus berjalan kaki berkilo-kilometer hanya untuk membeli tembakau dan beberapa keperluan harian lainnya.

H.Riyadno memang tak lama menetap di Bengkulu. Ia kembali dijemput keluarganya yang lain untuk melanjutkan sekolah di pulau Jawa. Faktor pendidikan menjadi alasan H.Riyadno kembali ke pulau Jawa. Saat itu sekolah di lokasi transmigrasi sangat memprihatinkan. Kembali ke pulau Jawa memang sedikit mengurangi kehidupannya yang keras namun bukan tak ada kendala. H.Riyadno harus terpisah dengan sang Ayah dan beberapa saudara kandungnya. Hidup mandiri sudah dilakukan H.Riyadno sejak belia. Tugasnya ketika itu adalah membantu pamannya untuk bertani dan juga beternak. Dunia pertanian dan peternakan  memang lekat dalam kehidupannya sejak dulu.

H.Riyadno kembali mengisahkan cerita masa lalunya ketika harus melanjutkan pendidikannya di Yogyakarta. Dengan bekal seadanya  ia hidup prihatin melanjutkan kuliah. Makan benar benar harus dihemat. Uang bulanan yang kadang telat membuatnya harus berpikir cerdas. Sambil kuliah H.Riyadno berjualan apa saja untuk menambah uang saku. Tak ada rasa gengsi apalagi perasaan rendah diri. Selama yang dilakukannya halal ia akan berjuang habis habisan. Selama kuliah ia juga aktif dibeberapa kegiatan organisasi kampus. Ini juga yang menjadi latar belakang H.Riyadno menjadi relawan sosial karena terbiasa bergaul dan bertemu dengan  banyak orang.

Menjadi Pendamping Petani  dan Relawan Sosial

Pada akhir tahun 2008  H.  Riyadno mendaftarkan diri menjadi penyelia mitra tani (PMT)  pendamping petani pada program usaha agribisnis pedesaan (PUAP) di Kementerian Pertanian. Pekerjaan yang jauh dari kesan mentereng apalagi faslitas menggiurkan. Menjadi PMT lebih karena pengabdian. Pekerjaan yang mengharuskan membina gabungan kelompok tani (GAPOKTAN)  seluruh wilayah kabupaten Tangerang. PUAP adalah program yang digulirkan pemerintah melalui kementerian pertanian untuk mengembangkan modal kerja pertanian yang diberikan kepada tiap gapoktan diseluruh desa di Indonesia.

[caption id="attachment_368457" align="aligncenter" width="600" caption="Salah satu hasil pembinaan off farm dalam pembinaan ekonomi kecil (Sumber : Doc Pribadi H Riyadno)"]

14329718681118028876
14329718681118028876
[/caption]

Salah satu permasalahan krusial petani di Indonesia adalah masalah permodalan. Maka digulirkannya PUAP menjadi salah satu solusi pemerintah bagi para petani dibidang modal usaha pertanian. Peran pendamping PMT sangat dibutuhkan, membina dan mengembangkan modal usaha pertanian bukanlah pekerjaan mudah. Banyak permasalahan yang terjadi, masih adanya cara pandang yang salah terhadap bantuan dana yang berasal dari pemerintah. Kurang profesionalnya pengurus gapoktan dalam mengelola dana, adanya pihak pihak yang ingin memguasai dana pemberdayaan petani tersebut. Hal  itulah yang menjadi kendala dan hambatan . H Riyadno menjadi koordinator pendamping petani untuk program PUAP di kabupaten Tangerang . Bersama lima orang pendamping lainnya mereka berusaha merubah paradigma negarif terhadap program usaha agribisnis pedesaan . H Riyadno melakukan pembinaan intensif berkeliling hingga pelosok desa di kabupaten Tangerang.Hasilnya adalah tumbuhnya gapoktan berprestasi yang mendapat apresiasi dari Kementerian Pertanian , Gapoktan Gempol sari adalah salah satu contoh keberhasilan pembinaan H Riyadno. Saat ini ada 167 Gapoktan yang tersebar di seluruh Kabupaten Tangerang.

[caption id="attachment_368396" align="aligncenter" width="448" caption="Mendampingi Pejabat Kementerian Pertanian ketika Kunjungan ke Gapoktan Berprestasi binaan H.Riyadno ( Sumber : Doc Pribadi H.Riyadno)"]

1432941280595772384
1432941280595772384
[/caption]

Hingga bulan Mei ini  H Riyadno telah berhasil  membentuk LKMA di beberapa desa seperti LKMA Sodong Mandiri di desa Sodong, LKMA Pete Berkah di desa Pete , LKMA Tipar Raya di desa Tipar, LKMA Jeunjing Berseri di desa Jeunjing, LKMA Ranca Labuh di desa Ranca Labuh, LKMA Ciakar Mandiri di desa Pagedangan  dan masih memproses beberapa LKMA lainnya. Selain itu H.Riyadno juga aktif untuk membantu pendirian beberapa koperasi di beberapa daerah, seperti koperasi Mitra Mandiri Sejahtera di perumahan Taman kirana Surya, Koperasi Wanita Mandiri di perumahan Griya cisoka dan Koperasi Al Jauhar.

Selain aktif sebagai pendamping petani, H Riyadno juga seorang relawan sosial yang telah membina pemberdayaan ekonomi , pelatihan ketrampilan dan menjadi fasilitator untuk pemberdayaan desa Sodong. Didesa ini H Riyadno berhasil membina Character Building remaja  karang taruna hingga akhirnya membentuk sebuah pelatihan kewirausahaan ayam petelur. Di desa sodong ini pula H Riyadno membuat sebuah pelatihan berkelanjutan 'Kader Petani'. Sasarannya adalah warga desa yang mau mengembangkan pertanian di lahan sempit. Bangga menjadi petani bagi para remaja dan pemuda. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari kepala desa, aparat birokrat kecamatan Tigaraksa hingga  dinas pertanian dan peternakan Kabupaten Tangerang. Maka hampir setiap minggu pagi hingga siang diadakan pertemuan dan diskusi petani dengan fasilitator yang didatangkan secara swadaya di balai desa Sodong. Kegiatan rutin ini diikuti lebih dari 30 petani dan  mempunyai dampak sosial yang positif terhadap kenaikan aktifitas petani berbasis pemberdayaan ekonomi. Menurut H Riyadno bila kita hanya memberikan teori saja tanpa implementasi di lapangan , hasilnya pasti tak akan berhasil. Masyarakat perlu diberikan bentuk nyata pemberdayaan. Berikan program nyata yang dapat dijalankan secara gotong royong.

[caption id="attachment_368447" align="aligncenter" width="448" caption="H Riyadno sedang memberikan pelatihan di Balai Desa Sodong (Sumber : Doc Pribadi H Riyadno)"]

14329685141217131849
14329685141217131849
[/caption]

Kegiatan sosial yang dilakukan H Riyadno semata mata dilakukan tanpa bantuan dana dari pihak manapun. Dilakukan dengan swadaya dalam bentuk kemitraan dengan beberapa pihak terkait. Ia memberikan saran bagi para relawan sosial agar mampu melihat kebutuhan masyarakat yang berada disekitar mereka.  Sinergikan dengan program pemerintah daerah yang ada lalu bentuk kegiatan yang melibatkan banyak pihak. Menjadi konseptor sosial harus berani berjibaku, tantangannya berat dan kadang membuat kita  sakit hati. Ada saja suara miring yang dilayangkan pihak pihak lain yang terganggu atau tak mendapat keuntungan materi. Suara suara miring dan sumbang itu bisa membuat relawan sosial jatuh semangat dan akhirnya keok. Perlu kekuatan mental yang prima. Begitu yang diutarakan H Riyadno kepada penulis ketika beristirahat di sebuah rumah makan siang itu.

Memberdayakan Mantan Napi, Eks Pemakai Narkoba  dan Mantan PSK

Program pemberdayaan ini memang dibuat untuk para mantan napi, Eks pemakai Narkoba dan mantan PSK. H Riyadno dipercaya menjadi fasilitator bagi program ini. Mendengar nama programnya saja H Riyadno agak ragu . Membina orang yang normal saja mempunyai tingkat kesulitan yang cukup berat. Apalagi harus membina orang yang telah mendapat masalah sebelumnya. Karakternya tentu berbeda. Tapi tantangan ini tak menyurutkan langkah H Riyadno. Di tepisnya keraguan dihatinya. Ia memulai program pemberdayaan ini. Setelah berhasil mengumpulkan orang yang mempunyai latar belakang mantan napi, eks narkoba dan mantan PSK . Mereka diberikan pelatihan ketrampilan khusus seperti ketrampilan mengolah kayu menjadi kusen, pintu dan lemari. Ketrampilan itu diberikan mentor yang terbiasa menjadi pengrajin kayu. Setelah diberikan ketrampilan teori para peserta mendapatkan alat kerja secara gratis.

Selain ketrampilan pengolahan kayu , ada juga pelatihan budidaya pembesaran lele dumbo. Beberapa peserta yang cocok pada bidang ini mendapatkan pelatihan dari dinas kelautan dan perairan kabupaten Tangerang. Salah satu yang menerima manfaat adalah pak Jaya yang tinggal di desa Tapos, kecamatan Tigaraksa . Penulis pun mencoba mewawancarai laki laki yang pernah tersangkut masalah narkoba dan pernah ditahan di LP ini. Saat ini pak Jaya telah berhasil membina satu kelompok budidaya dan pembibitan lele. Sebelumnya ia hampir putus asa , namun takdir mempertemukan dirinya dengan H Riyadno. Selain mendapat pelatihan teknik budidaya , ia juga mendapat bantuan terpal, bibit dan bantuan pakan. Hasilnya kini usahanya kembali bangkit . Selain itu pak Jaya saat ini mendapatkan kepercayaan membina kelompok budidaya lele di desa cibugel di kecamatan Cisoka.

Pemberdayaan penyandang masalah sosial memang menjadi salah satu pekerjaan yang harus terus dilakukan. Menurut H Riyadno tak banyak orang yang mau peduli dan mau  melakukannya. Selain kesan seram dan menakutkan juga punya tantangan tersendiri. H Riyadno membuktikan kesan seram dalam membina penyandang masalah sosial seperti mantan napi dan eks narkoba tak terbukti. Malah mereka jauh lebih mudah dibina. Hati nurani mereka masih sama dengan manusia yang lain, ingin berubah menjadi lebih baik. Hanya kesempatan dan kepercayaan yang harus diberikan.

[caption id="attachment_368456" align="aligncenter" width="448" caption="H Riyadno dalam sebuah pendampingan kegiatan sosial bersama beberapa aparat pemerintah Kab Tangerang ( Sumber : Doc Pribadi H Riyadno)"]

1432971654940851351
1432971654940851351
[/caption]

Berkah Yang di Dapat H Riyadno

Lelaki kurus yang sederhana ini memang tak mendapatkan materi dari apa yang ia kerjakan.  Kegiatan sosial, pemberdayaan ekonomi, pelatihan motivasi hingga pendampingan petani yang setiap hari ia lakukan tak membuat dirinya kaya raya .  Tak ada kilatan kamera dan pemberitaan di media massa. Kegiatannya nyaris  luput dari pemberitaan media besar. Bahkan sekadar mengganti sepeda motornya yang semakin merana karena perjalanan yang jauh ke pedalaman desa desa di kabupaten Tangerang. Kerja yang dilakukannya kerja besar yang tidak setiap orang mampu melakukannya . Butuh jiwa besar dalam melaksanakan semua kerjanya. Tak banyak pujian yang ia dapat, malah prasangka miring  yang sering ia dapatkan.

Namun Tuhan tidak tidur. Berkah itu datang pada tahun 2013. Lelaki yang lahir pada tanggal 20 April 1979 itu mendapatkan kesempatan beribadah haji ke tanah suci Mekah secara gratis. Kesempatan itu menjadi ganjaran bagi kesibukannya membina masyarakat petani dan membina usaha kecil selama ini. Berkah itu seperti membayar lunas dari peluh yang mengalir dari jerih ikhlasnya. Di usianya yang masih muda dan pendidikannya yang cukup baik , H Riyadno bisa saja memilih pekerjaan di Industri yang tersebar di kabupaten Tangerang dengan penghasilan yang lebih menjanjikan. Dengan karir yang baik dan cemerlang. Tapi sebuah jalan telah ia pilih. Dan jalan itu adalah jalan terjal penuh onak dan duri. Jalan pembinaan petani dan masyarakat ekonomi kecil. Dimana tak ada pujian dan kilatan pemberitaan apalagi penghargaan dari pihak pemerintah.

[caption id="attachment_368458" align="aligncenter" width="600" caption="Ketika menjalankan Ibadah Haji pada tahun 2013 ( Sumber : Doc Pribadi H.Riyadno)"]

1432973167100547465
1432973167100547465
[/caption]

BIODATA SINGKAT

Nama Lengkap         : H Riyadno

Tempat/ Tgl Lahir   : Purworejo / 20 April 1979

Pendidikan                 : Sarjana Manajeman Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pekerjaan                    : Pendamping Petani pada Program PUAP, Relawan Sosial Swadaya  di Kabupaten Tangerang, Fasilitator pemberdayaan ekonomi kecil berbasis Koperasi

Alamat                         : Kp Ranca Gede, Desa Munjul , Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang

*****

*Seperti yang dituturkan kepada penulis pada tanggal 26 Mei 2015 dan 29 Mei 2015


Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun