Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sikap Fanatik dan Kiat Untuk Menghindarinya

19 Oktober 2022   15:35 Diperbarui: 21 Oktober 2022   14:41 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | sumber (The Conversation)

Pengabdian yang luar biasa untuk sebuah objek, di mana pengabdian tersebut terdiri semisal gairah, kecintaan, serta dedikasi yang melampaui batas kelaziman. Objeknya sendiri dapat berupa merek, produk, orang, hobi, serta kegiatan lainnya.

Sifat fanatik cenderung dianut orang yang kurang realistis pada dunia luar. Sifat  yang sangat bertentangan dengan benchmark sebagai cara manusia untuk bebenah lebih maju dari berbagai aspek di dalam hidup.

Ilustrasi | sumber (The Conversation)
Ilustrasi | sumber (The Conversation)

Fanatik bisa hinggap kepada siapa saja, termasuk pada kaum intelektual maupun orang awam. Hanya saja yang membedakan fanatik karena ada tendensi terselubung atau dilatarbelakangi salah pergaulan dan ketidaktahuan.

Belajar menjadi pribadi yang open minded

Pada dasarnya setiap individu manusia mempunyai karakteristik yang khas dan unik. Contoh sederhana saja, seperti hobi dan selera. Namun kekhasan itu kadang tertutup karena seseorang kurang mengenal dirinya sendiri dan cenderung lebih mengikuti minat dan tren di lingkungan sekelilingnya.


Selain itu, kurangnya memahami dan memaknai perbedaan adalah keniscayaan sebagai anugerah agar satu sama lain saling saling membutuhkan. Dalam bingkai kemajemukan beda pendapat dan pandangan adalah lazim adanya.

Degradasi pola pikir akibat sikap fanatik karena sulitnya menempatkan diri sebagai objek pendengar.

Mencoba memahami sudut pandang orang lain adalah salah satu cara untuk belajar melihat sisi di luar diri kita. Seandainya ada hal-hal yang masih sulit dimengerti, yang diperlukan adalah penjelasan yang logis, bukan serta-merta menolaknya.

Untuk meminimalisir sifat negatif ini tumbuh pada generasi muda, pengenalan mengenai berbagai keberagaman akan kemajemukan seyogyanya di mulai sejak  anak-anak. Tak jarang prilaku fanatik justru terbawa dari lingkup lingkungan keluarga sendiri.

Sebenarnya tidak ada yang salah mengidolakan seperti sosok tokoh, publik figur, merk produk, tim kesayangan, dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun