Selama ini kita mengenal dua teori main stream tentang asal-usul kejadian manusia, yaitu; versi ilmu pengetahuan dan versi agama. Manurut ajaran agama ( samawi ) ; asal-usul manusia dari manusia juga, yaitu Nabi Adam bersama Hawa. Sedangkan menurut versi ilmu pengetahuan, manusia berasal dari kera melalui evolusi. Dua teori tersebut saja sudah sering menimbulkan " ketegangan intelektual ". Kini ada teori ketika, teori mitologi; manusia berasal dari langit, keturunan ( ciptaan ? ) alien !
   Teori langit ini, sudah barang tentu juga memiliki pijakan historis sebagai landasan teorinya. Yaitu mitologi bangsa kuna, bangsa Sumeria. Namun mitologi tersebut ibaratnya masih " berserakan " begitu saja. Baru kemudian menjadi " bangunan teori " setelah dilakukan penelitian-penelitian terhadap artefak-artefak kuno Bangsa Sumeria itu oleh beberapa orang arkeolog dan sejarawan diantaranya adalah Jean Emile Bota yang pertama kali mengadakan penggalian peninggalan sejarah pertama kali pada tanggal 2 maret 1843,  Zechara Sitchin sejarawan dan David Ick , pencetus teori konfirmasi , barulah kemudian muncul dugaan atau teori, bahwa manusia berasal dari dewa langit.
   Nah, berdasarkan temuan-temuan ilmiah tersebut, kemudian dibuatlah film Anunnaki. Film ini dibuat tahun 2005 dengan sutradara Philip Geradiner, dimana film ini semakin mempertegas teori manusia berasal dari langit.  Sebagai film dokumenter, dituntut gambar harus kuat " berbicara ", sebab tidak ada tokoh cerita peran utama. Narasi juga harus cermat, agar bisa menampung isi dokumen yang banyak dan saling terkait
Menakar Sensifitas Nalar dan Religiusitas
Agak mengherankan kedengarannya, dunia barat yang biasa berteriak lantang tentang kebebasan atas nama hak azazi manusia, atas nama kebebasan berekspresi, kini diam tak mampu bersuara, tak ada cuitan sama sekali ketika film documenter ini dicekal secara masif. Padahal ini film fiksi ilmiah, dan barat adalalah sarangnya segala sesuatu yang bersifat ilmiah. Sebagai film ilmiah ( terlebih lagi ) tentu terbuka untuk dikritik atau dinilai.
   Walaupun film ini dicekal, namun kita masih bisa mengintipnya. Movie Restory lewat chanel you tube-nya hadir menyajikan versi ringkasannya kepada para viever semua. Sebagai film dokumenter, rangkaian gambar atau scene disambung dengan model " disolve to ". Artinya scene gambar yang satu perlahan menghilang ketika ditumpuk dengan scemne gambar kedua atau berikutnya yang semakin menguat. Hal  itu penting untuk menjadi pertimbangan editing, sebab gambar yang ditampilkan dari satu gambar ke gambar berikutnya adalah bukan dalam urutan waktu kronologis. Sehingga untuk mengesankan adanya jarak waktu antara satu gambar dengan gambar berikiutnya, teknik " disolve to " ini terasa lebih pas. Dan sebagai film ilmiah, spescial efek tentu sangat diperlukan.
   Film ini mengisahkan tentang asal-usul peradaban manusia di bumi yang dimulai dari peradaban bangsa Sumeria dikawasan  Mesopotamia. Dalam budaya mereka dikenal ada dewa mitologi yang diberi nama Anunnaki. Arti harfiahnya, anunnaki adalah " orang -- orang langit ". Nah dari dewa-dewa kelompok elit anunnaki inilah bisa diurut nasabnya ke langit untuk mengetahui nenk moyangnya,  siapa sebenarnya nenek moyang kita manusia ? Dan kemudian juga dilacak kebawah di atas bumi untuk mencari jejak- jejak peninggalan anunnaki yang telah menciptakan manusia dengan peradaban yang dicontohkan dengan peradaban bangsa Sumeria itu.
   Hal mencari bukti atau referensi yang bersifat literatur, boleh jadi disinilah titik rawannya. Mengapa ? Karena menyangkut salah satu kitab suci agama samawi. Dan juga tokoh suci didalamnya, sebutlah Nabi. Hal itu mengesankan kitab suci dijadikan semacam pembenaran untuk teori yang berdasar mitologi. Padahal untuk agama samawi yang masih tetap konsisten menjaga kemurnian aqidahnya, tak ada kompromi sedikitpun tentang konsep dewa.
   Sementara itu dari segi ilmu pengetahuan, terutama astronomi atau antariksa, makhluk angksa luar misalnya Alien , atau benda angkasa luar seperti UFO juga masih belum ilmiah, karena baru sebatas cerita -- cerita saja yang kadang mungkin diilmiah-ilmiahkan dalam bentuk film atau cerita novel.
Mencari Alat Uji
Cara yang sehat tentulah bukan pencekalan. Melainkan uji keilmuan. Ilmu apa saja boleh untuk menguji, dan agama apa saja juga boleh untuk ikut menguji. Nanti akan tersaring dengan sendirinya, ilmu dan agama apa yang paling kompatible sebagai alat uji. Agama perlu, sebab alasan utama pencekalan adalah karena bisa membuat bias keimanan seseorang.