Mohon tunggu...
Rumingkang Tumarima
Rumingkang Tumarima Mohon Tunggu... Dosen - KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

JUST DO IT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pak, Mohon Maaf Anak Saya Sudah Diwisuda Belum?

28 November 2019   11:45 Diperbarui: 28 November 2019   11:51 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Wisuda siapa yang tak tahu dengan kata tersebut sebuah mommen yang paling dinanti oleh para mahasiswa sebagai pertanda masa dunia dikampus sudah selesai dengan jatuh bangun menyelesaikan tugas akhir wajar jika wisuda diselenggarakan sangat meriah dan calon wisudawan terlihat mereka berbondong bondong membawa keluarga mereka ke acara wisuda untuk menyaksikan pelantikan wisuda anaknya.

Kamis pagi saya memang datang sedikit terlambat seperti biasanya, saat masuk kampuas Front Office mengatakan sudah ada tamu yang menunggu dari jam 7 pagi dikampus sayapun heran ada rasa bersalah karena ada orang tua wali sudah menunggu terlalu lama.

Saat dipersilahkan masuk ternyata meraka adalah orang tua wisudawan mereka bercerita bahwa mereka tidak diberikan tau dan tidak ada undangan untuk wisuda, dia tau informasi wisuda saat ada warga satu desa yang sudah wisuda.

Derai air mata menghiasi orang tuanya saat bercerita, dengan terisak dia melanjutkan ceritanya, dia berasal dari keluarga sederhana hanya mengandalkan hidup dari buruh tani tani tetapi dia berjuang bagaimana agar anaknya menjadi sarjana dengan harapan agar kehidupan lebih baik.

Saya hanya jadi pendengar yang baik meskipun tak terasa air matapun menetes merasakan kesediahan yang mereka rasakan, ternyata momen kebahagian orang tua yang ditunggu-tunggu telah lenyap dan sayapun membayangkan bagaimana kalau itu terjadi dengan anak-anak keluarga saya tentunya sunggu menyakitkan.

Saya pun berusaha menenangkan dan menjelaskan sejelas-jelasnya agar tidak ada kesalah pahaman dan berusaha menghiburnya agar tidak larut dalam duka bahwa anaknya sudah lulus dengan nilai yang memuaskan dan hanya tinggal menunggu pengambilan ijazah yang takkan lama lagi, mendengar penjelasan tersebut orang tuanya sedikit terhibur dan tak lama berpamitan untuk pulang yang jarangnya lumayan jauh 180 km dari kampus tentunya sangat melelahkan apalagi ditempuh dengan transportasi umum.

Setelah saya telusuri wisudawan tersebut, ternyata dari biodata ada yang sedikit berbeda dengan biodata orang tuanya, dan sayapun memanggil teman-teman sekelasnya yang lebih kenal dekat agar bercerita tentang kehidupan wisudawan tersebut.

Dan hasilnya sangat mengagetkan widudawan tersebut dalam kehidupan sehari-hari terkesan mewah dari mulai gaya hidup, penampilan dan cara berbicara tak sedikit teman-temannya yang percaya kalau dia adalah anak seorang pejabat atau pengusaha meskipun tak ada satupun yang tau dimana rumahnya berada karena menutup diri kalau ditanya masalah tempat tinggal.

Kesimpulan, rasa malu, gengsi dan lingkungan pergaulan membentuk perubahan karakter mahasiswa, malu berasal dari keluarga sederhana,  takut tak memiliki teman dan dsb menjadi penyebab utama para mahasiswa berbohong terhadap kehidupan sesuangguhnya dengan teman-temannya.

Orang tua yang membesarkan tanpa pamrih, selalu tulus dengan iklas membesarkan, menyekolahkan dan mendidiknya baik formal maupun informal kadang eng terlupakan oleh malu dan gengsi sehingga sebuah pelajaran dikampus dimanapun harus menanamkan kebanggaan dengan dirinya dengan keluarganya apapun keadaannya.

Akhirkata didiklah anak-anak kita dengan baik, membuat anak kita menjadi pintar itu relatif mudah dibandingkan mendidik anak kita menjadi baik.

Semoga bermanfaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun