Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jodoh, dan Poligami

25 Oktober 2014   17:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:47 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414208080645290800

Antara jodoh, dan poligami.

ADA suatu masa, dulu.. saat aku gadis dulu dimana aku malah 'tenang- tenang aja' urusan poligami ini. Padahal, saat itu aku justru sedang mencari suami. Menyaring siapa- siapa saja di lingkaran pergaulanku yang bisa dimasukkan dalam short list, daftar tentang lelaki yang bisa dipilih, yang potensial untuk menjadi suami yang baik.

Ya, yang baik.

Kala itu, dengan pemikiran sederhanaku, kata 'baik' itu berarti luas. Kata tersebut mencakup pula kata setia di dalamnya. Juga, tidak genit. Artinya, ujung- ujungnya, nggak ada tuh kepikiran urusan poligami- poligamian segala.

Mungkin lingkungan dimana aku tumbuh, dibesarkan, sejak kecil, remaja hingga dewasa juga berpengaruh.

Ayahku, figur lelaki yang tentu saja sangat mempengaruhi pola pikirku, tak pernah mencederai hati ibu maupun kami anak- anaknya dengan urusan macam itu. Di keluarga besar, tak pula kutemui kasus serupa.

Pun, dari sisi perempuan, tak banyak orang yang berpoligami atau memiliki pola pikir 'jadi istri kedua juga nggak papa' yang aku kenal. Tidak di lingkungan pertemanan, apalagi di keluarga.

Maka, urusan ini bahkan tidak menjadi topik yang aku diskusikan dengan (calon) suami sebelum kami menikah. Sejak awal mengenalnya, kutahu dia orang baik. Aku jatuh cinta padanya, dan kami menikah, tanpa aku ribet memikirkan urusan poligami.

Dia memang orang baik. Terbukti dengan perjalanan tahun- tahun kami bersama membangun rumah tangga. Dan pembicaraan tentang poligami itu, tetap tak muncul sebagai topik diskusi kami.

Sampai suatu hari, dimana rupanya pikiran naifku bahwa melirik- lirik perempuan lain lalu memiliki istri kedua itu cuma akan dilakukan oleh orang- orang yang 'nggak baik', dimana kesediaan menjadi istri kedua juga cuma akan dilakukan oleh perempuan- perempuan yang modelnya 'ya gitu deehhh' mulai terusik.

Ada suatu masa dimana mulai banyak kejadian dimana aku mendengar cerita atau membaca berita tentang si ini dan si itu yang berpoligami. Dalam hal ini, pinggirkan urusannya jika itu menyangkut para selebritis, bintang film, penyanyi atau semacamnya yang memang sejak dulu sudah diketahui, banyak yang rumah tangganya bergejolak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun