Pernah dengar  jingle yang berbunyi 'sayangi ususmu, minum Yakult tiap hari'? Nah, pabrik minuman itulah yang jadi tujuan  kedua rombongan Homechooling Persada, Jatibening Baru (Bekasi) dalam aktifitas Jelajah Persada mereka pada Rabu (25/10) lalu. Di pabrik yang berada di Desa Pesawahan, Cicurug (Sukabumi), tersebut; para  homeschooler berkesempatan menyaksikan presentasi lewat video seputar  pembuatan minuman kesehatan yang sejarahnya berawal dari kiprah seorang ahli mikrobiologi asal Jepang bernama Dr Minoru Shirota yang pada tahun 1930 berhasil mengembangbiakkan bakteri baik untuk pencernaan, yaitu  Lactobacillus casei Shirota strain.
Ada enam bahan yang digunakan dalam pembuatan minuman kesehatan ini; yaitu  air, sukrosa, susu skim, glukosa,  bakteri  Lactobacillus casei Shirota Strain, dan perisa Yakult. Sementara tahapan produksi yang berlangsung di pabrik milik PT Yakult Indonesia Persada itu meliputi pembibitan bakteri, fermentasi, pencampuran bahan, pembuatan botol plastik kemasan, dan pendistribusian ke toko-toko maupun ke para pedagang keliling yang  biasa disebut 'Lady Yakult'. Tidak ada proses daur ulang di pabrik ini, semua limbah berupa cairan diolah untuk pengairan dan limbah plastik dikirim ke sentra pengrajin perabot rumah tangga.
Susu fermentasi ini diklaim produsennya mengandung 100 juta bakteri Lactobacillus casei Shirota Strain per 1 ml dengan manfaat menyehatkan jaringan usus yang merupakan  organ dominan dalam  sistem pencernaan. Hal itu sesuai prinsip Shirota yang meyakini usus yang sehat dapat menangkal penyakit sekaligus merupakan kunci panjang umur. Tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan manfaat optimal dari minuman itu, misalnya keharusan menyimpan di kulkas pada suhu minus 10 derajat Celcius. Pada suhu tersebut bakteri dalam keadaan non aktif untuk memastikan fungsinya tetap optimal setelah diminum.
Setelah menyimak presentasi dan penyerahan cenderamata dari Homeschooling Persada pada pihak pabrik , para  homeschooler pun diajak untuk melihat langsung proses produksi di pabrik. Seperti biasa, pengambilan gambar atau video dilarang di lakukan di sini. Pemotretan bersama menjadi penutup kunjungan ke pabrik minuman susu fermentasi ini.
Para  homeschooler selain mendapatkan informasi seputar kesehatan sistem pencernaan dan proses produksi minuman susu fermentasi yang dihadirkan untuk menjaga kesehatan sistem itu dengan bantuan bakteri baik, mereka juga diharapkan dapat memahami bahwa ketekunan dan konsistensi akan membuahkan hasil beserta manfaat luas bukan hanya bagi diri sendiri namun juga masyarakat luas seperti yang telah ditunjukkan oleh Minoru Shirota.
Â
Ikuti kiprah para homeschooler lainnya viahttp://www.rumahbelajar-persada.com/Â